Istilah DEI semakin dianggap buruk. Laporan baru dari The Conference Board menunjukkan penurunan besar dalam penggunaan kata “keragaman,” “ras,” “gender,” atau “DEI” dalam dokumen perusahaan besar di AS.
Lebih dari sepertiga perusahaan S&P 100 berhenti menggunakan kata “kesetaraan.” Penggunaan “DEI” turun 68% dari 2024 ke 2025 dalam laporan utama perusahaan S&P 500, menurut studi ini. Analisis ini berdasarkan laporan tahunan Form 10-K tahun 2025, yang wajib berisi ringkasan kinerja keuangan dan operasi bisnis.
Ini tidak mengejutkan karena banyak perusahaan besar mengurangi program DEI mereka sebagai respon terhadap perintah eksekutif Presiden Donald Trump. Banyak eksekutif khawatir bahwa inisiatif ini—yang banyak dimulai setelah pembunuhan George Floyd dan gerakan kesetaraan ras tahun 2020—bisa meningkatkan risiko hukum.
Meski beberapa perusahaan tetap menjalankan program keragaman, mereka enggan menonjolkannya di Form 10-K, kata Ani Huang dari HR Policy Association. “Jika dalam situasi saat ini hal itu bisa merugikan perusahaan atau memicu masalah politik, mereka tidak akan membahasnya,” jelasnya.
Laporan data demografi karyawan juga menurun. Perusahaan yang melaporkan data wanita di posisi manajemen turun 16%, sementara yang melaporkan jumlah wanita secara keseluruhan turun 14%.
Begitu juga dengan keragaman dewan direksi. Perusahaan yang mengungkap gender anggota dewan turun 22%, dan yang mengungkap ras/etnis turun 20%.
Tapi Huang mengatakan, meski data tidak diungkap, bukan berarti perusahaan meninggalkan tujuan DEI. “Perusahaan tetap fokus menciptakan tempat kerja inklusif dan berkinerja tinggi,” katanya. “Ini bukan tentang politik, tapi cara menemukan dan mempertahankan talenta terbaik.”
Namun, dia menambahkan, “Di lingkungan saat ini, cara terbaik untuk melanjutkan ini adalah dengan diam-diam.”
Kristin Stoller
Editorial Director, Fortune Live Media
[email protected]
Berita HR Terkini:
- Banyak ibu dengan anak kecil keluar dari pekerjaan karena aturan kembali ke kantor dan PHK federal. Washington Post
- Wawancara kerja tatap muka kembali populer karena penipuan berbasis AI. Wall Street Journal
- Hubungan kantor meningkat seiring kembalinya karyawan ke kantor. Business Insider
Fakta Menarik:
- Gen Z di China bayar $7 per hari untuk pura-pura kerja di kantor karena tingkat pengangguran tinggi. —Emma Burleigh
- LinkedIn ungkap universitas terbaik untuk karir jangka panjang Gen Z. —Preston Fore
- Meski ada aturan kembali ke kantor, banyak CEO tidak masuk kantor 5 hari seminggu. —Orianna Rosa Royle