Bagaimana Jika Fed Menurunkan Suku Bunga Hingga 1% Seperti yang Diinginkan Trump? Seorang Analis Menyebutnya "Menggelikan" dan Bisa Menakuti Bisnis

Di tengah tekanan terus-menerus Gedung Putih kepada Ketua Federal Reserve Jerome Powell, Presiden Donald Trump tidak hanya meminta bank sentral untuk menurunkan suku bunga tapi sampai ke level 1%.

Sekarang suku bunga dana federal ada di 4,25%-4,50%, artinya penurunan sebesar itu butuh langkah drastis yang jauh dari kenaikan biasa Fed yaitu 0,25% (meski terakhir turun 0,5% di September).

Ini sangat ekstrem, Wall Street ragu ini bakal terjadi, karena bisa bikin kekacauan besar di pasar keuangan dan ekonomi.

“Menurutku ini gak usah dianggap serius, karena terlalu aneh, dan menurunkan bunga terlalu cepat malah bikin hal yang kita gak mau terjadi,” kata Jeffrey Roach, ekonom utama LPL Financial, ke Fortune.

Ini karena imbal hasil obligasi pemerintah bakal naik tajam kalo investor obligasi prediksi inflasi tinggi, yang bisa muncul kalo bunga cuma 1%. Ini bakal naikin biaya pinjaman untuk masyarakat dan bisnis.

Selain itu, bunga serendah itu biasanya terjadi saat darurat ekonomi seperti pandemi COVID-19 atau Krisis Finansial 2008.

Jadi bunga 1% malah bisa bikin pebisinis khawatir ada bencana baru, sehingga mereka bakal menahan diri dan gak ekspansi, kata Roach.

“Sebagai pemilik bisnis besar, kalo liat bunga 1%-2%, aku pasti mikir, ‘ada apa yang lo tahu tapi aku enggak?’. Makanya aku gak bakal tambah investasi atau operasi perusahaan. Aku malah lebih khawatir sama sinyalnya,” ujarnya.

Juru bicara Gedung Putih mengutip pernyataan Trump sebelumnya bahwa Fed selalu bisa dan harus naikkan bunga lagi kalo inflasi naik setelah diturunkan.

Roach sendiri pikir mungkin bunga bisa turun sampai 3,5% di akhir 2026 jika inflasi terkendali. Dia juga bilang Powell terlambat naikkan bunga saat inflasi melonjak pasca pandemi.

MEMBACA  Polres Jakarta Timur Menangkap 24 Remaja yang Diduga Akan Terlibat Tawuran, Mengamankan Celurit dan Bom Molotov.

Begitu juga, CEO Infrastructure Capital Advisors Jay Hatfield menyalahkan Powell karena telat naikkan bunga, tapi dia juga menentang ide Fed turunkan bunga ke 1%.

Imbal hasil obligasi awalnya bakal turun setelah bunga dipotong ke 1%. Tapi begitu inflasi mulai naik, bunga bakal kembali ke 4% untuk kurangi pasokan uang, bikin imbal hasil 10-tahun naik ke sekitar 5%.

Setelah resesi kecil atau penurunan besar, imbal hasil akan berakhir di 3,75%. “Jadi ini kebijakan ekonomi yang buruk,” katanya ke Fortune.

Bunga di kisaran 2,75%-3% gak akan picu inflasi atau resesi, tapi mempertahankan bunga sekarang justru bisa bikin resesi, tambah Hatfield. Bunga 1% malah butuh ekspansi besar pasokan uang.

“Ini ide yang sangat konyol dan bakal sebabkan inflasi dua digit,” dia memperingatkan.