Bagaimana Iran Dapat Menanggapi Serangan AS pada Situs Nuklir Utama? Opsi yang Ada adalah “Setara Strategis dengan Bom Bunuh Diri,” Kata Pakar

Sampai sekarang, pertempuran kebanyakan melibatkan Iran dan Israel, yang melancarkan serangan udara ke Iran minggu lalu. Keputusan Presiden Donald Trump untuk mengirim pesawat pembom dan rudal jelajah ke Iran sangat meningkatkan konflik dan membuat AS masuk ke operasi serangan, bukan hanya bertahan untuk melindungi Israel dan tentara AS di wilayah itu.

Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi bilang di media sosial bahwa Iran “punya semua opsi” untuk mempertahankan diri.

Sementara Trump mengancam serangan lebih besar kecuali Iran minta damai, Karim Sadjadpour, ahli Iran dari Carnegie Endowment, bilang pemimpin Iran mungkin tidak akan pilih jalan itu. Tapi respons mereka bisa jadi sangat buruk.

“Banyak opsi balasan Iran seperti bom bunuh diri,” katanya di beberapa postingan di X. “Mereka bisa serang kedubes AS, fasilitas minyak di Teluk Persia, atau hujani Israel dengan rudal—tapi rezim mungkin tidak akan bertahan dari akibatnya.”

Pasar energi bisa terguncang berat karena serangan AS ke Iran, salah satu eksportir minyak terbesar.

Harga minyak sudah naik tajam setelah serangan Israel dan bisa lebih tinggi lagi, tergantung respons Iran.

George Saravelos dari Deutsche Bank bilang, skenario terburuk jika pasokan minyak Iran berhenti total dan Selat Hormuz ditutup bisa dorong harga minyak di atas $120 per barel.

Selat Hormuz adalah titik penting di perdagangan energi global, karena 21% konsumsi minyak dunia melewati sana.

Kemampuan Iran untuk balas dendam lewat sekutunya juga melemah setelah serangan Israel ke Suriah, Hezbollah, dan Hamas.

Sadjadpour juga bilang, Garda Revolusi Iran punya 190.000 tentara, tapi tidak sepenuhnya bersatu. “Apakah mereka masih patuh pada Khamenei yang sudah 86 tahun, padahal ambisi nuklirnya gagal total?” tanyanya.

MEMBACA  Otomatisasi AI di tempat kerja akan segera mencapai titik kritis utama

Analis lain memperingatkan Iran bisa menyandera orang AS atau luncurkan serangan siber. Pemberontak Houthi di Yaman juga bilang serangan AS ke Iran akan picu serangan ke kapal AS di wilayah itu.

Tapi Jenderal Wesley Clark yang pensiun bilang ke CNN, dia tidak yakin Iran akan blokir Selat Hormuz. Mereka mungkin hanya serang pangkalan AS atau suruh milisi pro-Iran di Irak untuk serang tentara AS.

“Saya tidak lihat respons besar,” prediksinya. “Rezim Iran ini hitung-hitungan. Mereka sangat hati-hati.”

Untuk sekarang, belum jelas apakah serangan AS ke Iran akan berhasil. Sadjadpour bilang, Pemimpin Tertinggi Khamenei percaya menyerah pada tekanan menunjukkan kelemahan dan undang lebih banyak tekanan.

Tapi dia juga bilang Khamenei bukan “penjudi ceroboh,” jadi ada ketegangan antara insting bertahan dan sikapnya yang keras kepala.

“Ini momen bersejarah untuk Iran,” tambah Sadjadpour. “Ini bisa perkuat rezim—atau percepat kejatuhannya. Ini bisa cegah Iran punya nuklir—atau justru mempercepat. Serangan militer bisa kuatkan diktator (Iran 1980) atau lemahkan mereka (Argentina, Milosevic).”