Sabtu, 17 Februari 2024 – 10:19 WIB
JAKARTA – Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah berlangsung pada 14 Februari 2024 lalu, namun banyak orang masih gelisah menunggu keputusan akhir dari KPU mengenai pasangan calon yang akan menjadi Presiden RI berikutnya. Hasil quick count menunjukkan bahwa Prabowo-Gibran unggul dari dua pasangan calon lainnya. Hal ini membuat banyak pendukung Paslon 02 merasa gembira. Di sisi lain, pendukung Paslon 01 dan 03 harus siap menerima kekalahan jika pasangan pilihannya tidak mampu bersaing dengan suara Paslon 02.
Baca Juga :
Terjun ke Dunia Politik, Komeng Ingin Tanggal 27 September Menjadi Hari Komedi Nasional
Ketegangan ini membuat perhatian banyak orang terfokus pada alasan mengapa Paslon 02 bisa unggul dari yang lainnya. Pendukung yang tidak puas mulai menyebar berita hoaks dan mencurigai adanya kecurangan. Akibatnya, banyak orang merasa tertekan hingga sulit tidur dan kehilangan nafsu makan.
Baca Juga :
Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Presiden Rusia Vladimir Putin
Dua kondisi ini umumnya dialami oleh orang yang sedang stres. Tidak hanya calon yang kalah saja yang dapat mengalami stres karena telah banyak usaha dan modal yang dikeluarkan untuk kampanye, tetapi pendukungnya juga rentan mengalami stres pasca pemilu.
“Semua orang berisiko, baik yang mencalonkan anggota partai atau pendukung setia. Jadi tidak pasti bahwa Capres dengan biaya lebih besar akan lebih stres. Yang menjadi faktor utama adalah ketahanan mental seseorang. Ada yang memiliki kepribadian tangguh dan ada yang rentan,” jelas dr. Ashwin Kandouw, Sp.KJ, Ahli Kedokteran Jiwa RS Pondok Indah, dalam konferensi pers online, baru-baru ini.
Baca Juga :
Golkar Kantongi Suara Terbanyak Sementara di Sumut, Ijeck : Caleg Kita Memiliki Potensi Besar
“Gejala stres mulai dari sulit tidur hingga kehilangan nafsu makan karena beban pikiran,” tambahnya.
Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan istri mencoblos di TPS 045 Bandung
Dalam setiap pemilihan, pasti ada pasangan calon Presiden dan wakilnya yang menang dan kalah, mengingat tidak semua dari mereka dapat menjadi pemimpin Indonesia. Oleh karena itu, pendukung harus menyadari sejak awal bahwa mereka juga harus siap menerima kekalahan jika Paslon pilihannya tidak mendapatkan suara yang cukup.
Stres pasca pemilu ini juga muncul karena kondisi mental yang lemah. Bahkan, pendukung yang terlalu fanatik akan lebih berisiko mengalami stres karena emosi yang tidak dapat beradaptasi dengan kekalahan Paslonnya.
“Harus siap baik menang maupun kalah. Kesiapan mental sangat penting. Mungkin ada Capres yang mengeluarkan taruhan besar, tetapi ketika kalah harus menerima kekalahan,” jelas dr. Ashwin.
Lebih lanjut, kondisi stres pasca pemilu sebaiknya segera ditangani. Setelah pemilu berakhir, kembali menjalani kehidupan normal sambil menerima kenyataan siapa yang akan menjadi Presiden selanjutnya.
Melakukan hobi dan olahraga secara rutin terbukti efektif untuk mengalihkan pikiran dari masalah politik ini.
“Lakukan hak dan kewajiban konstitusional. Terima siapa pun yang menang, percayalah dia memiliki kesempatan untuk membangun bangsa ini. Lanjutkan hidup, nikmati hal-hal menyenangkan, hobi, liburan di luar rutinitas kerja, dan olahraga,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Dalam setiap pemilihan, pasti ada pasangan calon Presiden dan wakilnya yang menang dan kalah, mengingat tidak semua dari mereka dapat menjadi pemimpin Indonesia sekaligus. Oleh karena itu, pendukung harus menyadari sejak awal bahwa mereka juga harus siap menerima kekalahan jika Paslon pilihannya tidak mendapatkan suara yang cukup.