Kamis, 16 Oktober 2025 – 18:09 WIB
Jakarta, VIVA – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa peran sektor investasi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional mencapai target 8 persen. Pasalnya, investasi saat ini menjadi kontributor terbesar kedua bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Hal ini disampaikannya dalam acara ‘1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Optimism on 8% Economic Growth’ yang diadakan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Oleh karena itu, Rosan menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan investasi hingga Rp13.032 triliun dalam lima tahun ke depan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen itu.
“Jadi untuk mencapai pertumbuhan 8 persen di tahun 2029, seperti yang dicanangkan Bapak Presiden, sektor investasi pasti akan berperan sangat signifikan,” ujar Rosan pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Dari investasi tersebut, Rosan berharap dampak turunannya dapat membuka lapangan kerja, meningkatkan ekspor, dan kesejahteraan masyarakat, yang pada akhirnya juga akan mendongkrak konsumsi. Namun, dia mengakui ada beberapa pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan pemerintah, seperti memperbaiki iklim investasi itu sendiri.
“Jadi bagaimana cara kita mencapai angka itu? Pertama, kita harus terus meningkatkan iklim investasi agar lebih baik sehingga industri investasi juga ikut naik,” katanya.
Dia mengungkapkan bahwa target investasi Rp13.032 triliun untuk lima tahun ke depan itu mengalami peningkatan yang sangat besar, yaitu 143 persen. Sebab, pada periode 2014-2024, investasi yang masuk ke Indonesia hanya sekitar Rp9.100 triliun.
“Target yang dicanangkan bapak presiden itu bisa tercapai, kalau kita semua bekerja bersama, bersinergi, dan berkolaborasi. InsyaAllah target itu bisa kita capai,” kata Rosan.
Meski begitu, Rosan menekankan bahwa investasi yang dituju pemerintah adalah investasi yang berkualitas dan berkelanjutan, bukan hanya mengejar jumlah angkanya saja. Oleh karena itu, dia menyatakan sangat optimis bahwa target tersebut akan tercapai dengan kerja sama dan sinergi dari semua pihak.
“Dari investasi yang masuk, yang kami tetapkan dalam konteks investasi, adalah investasi yang berkualitas dan berkelanjutan. Itu yang penting, tidak cuma soal angkanya saja,” ujarnya.