Rabu, 4 Juni 2025 – 16:00 WIB
VIVA – Insiden kontroversial penalti Julián Álvarez yang memicu perdebatan di laga Liga Champions akhirnya memaksa badan pengatur sepak bola dunia, IFAB, untuk memperjelas aturan tentang eksekusi tendangan penalti.
Baca Juga:
Tahap Satu Revitalisasi Stadion Tugu Selesai, Pramono: Rumputnya Sertifikat FIFA
Penegasan aturan ini diumumkan pada Selasa, 4 Juni 2025, setelah kejadian di mana striker Atlético Madrid itu tak sengaja menyentuh bola dua kali saat adu penalti melawan Real Madrid di babak 16 besar Liga Champions Maret lalu.
Saat itu, Álvarez terpeleset saat menendang. Kaki kanannya menyentuh bola dulu, tapi bola kemudian memantul ke kaki kirinya dan masuk ke gawang Thibaut Courtois. Wasit sempat membolehkan gol, tapi VAR akhirnya membatalkannya. Atlético pun kalah di adu penalti.
Baca Juga:
Hajar Barcelona, Arsenal Resmi Juara Liga Champions 2024/2025
Meski sesuai aturan, banyak yang anggap keputusan ini tidak adil karena Álvarez tidak bermaksud melanggar.
Kini, IFAB—badan pembuat aturan sepak bola yang didukung FIFA—memutuskan bahwa gol dari penalti dengan sentuhan ganda tak sengaja harus diulang, bukan dibatalkan. "Situasi ini jarang terjadi dan tidak dijelaskan langsung dalam Hukum 14," tulis IFAB. "Tapi, Hukum 14 sebenarnya dimaksudkan untuk mencegah sentuhan bola dua kali yang sengaja."
Baca Juga:
Video Nyanyian Suporter Timnas Indonesia yang Bikin PSSI Disanksi FIFA, Gara-gara Lagu Anak-anak?
Aturan baru ini langsung berlaku di pertandingan UEFA mulai Rabu, 5 Juni 2025, saat Jerman lawan Portugal di semifinal UEFA Nations League di Munich. Aturan ini juga akan dipakai di Piala Dunia Antarklub di AS mulai 14 Juni, di mana Atlético Madrid termasuk peserta.
Selain itu, IFAB menjelaskan, jika penalti dengan sentuhan ganda tidak menghasilkan gol, tidak perlu diulang. Di adu penalti, itu dianggap gagal. Sedangkan di pertandingan normal atau babak tambahan, tim lawan dapat tendangan bebas.
IFAB terdiri dari empat federasi sepak bola Inggris Raya dan FIFA. Setiap perubahan aturan butuh enam suara dari total delapan, dengan FIFA pegang empat suara dan federasi lain masing-masing satu.
Dengan klarifikasi ini, IFAB berharap aturan yang jelas bisa mencegah kontroversi serupa di masa depan.
Peringatan untuk Suporter Timnas Indonesia, FIFA Berikan Teguran Keras untuk PSSI
Erick mengingatkan, FIFA telah memberi teguran keras atas insiden sebelumnya. Ia tak ingin ada lagi diskriminasi dalam bentuk apapun—baik rasisme maupun xenofobia—yang…
VIVA.co.id | 2 Juni 2025