Jakarta (ANTARA) – Kementerian Kesehatan Indonesia akan mulai memberikan vaksinasi hexavalen – pentavalen plus vaksin poliovirus inaktif (IPV) – mulai kuartal ketiga tahun 2025.
Vaksin ini menggabungkan enam antigen dalam satu vaksinasi.
“Kami akan memulai ini di tiga provinsi terlebih dahulu, Yogyakarta, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB), kemudian dilanjutkan dengan implementasi nasional pada tahun 2026,” kata Direktur Imunisasi Kementerian, Prima Yosephine, dalam sebuah webinar pada hari Jumat.
Vaksin pentavalen dimaksudkan untuk mencegah difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan Haemophilus influenzae tipe B (Hib).
Dia menjelaskan bahwa penambahan antigen ini merupakan bagian dari pengembangan antigen yang telah diimplementasikan dalam program imunisasi nasional.
Dia kemudian menjelaskan jadwal imunisasi lengkap sesuai dengan usia, mulai dari lahir hingga anak masuk kelas 6 SD.
Jadwal tersebut juga mencakup imunisasi Japanese encephalitis untuk anak berusia 10 bulan yang tinggal di daerah endemis, tambahnya.
“Kami berharap jadwal ini dapat dipatuhi. Pemberian vaksin ini didasarkan pada penelitian. Ini adalah waktu yang paling ideal sebelum anak-anak terpapar kuman,” katanya.
Menurut Yosephine, landasan hukum untuk penyediaan imunisasi telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
“Juga dalam Undang-Undang Pemerintah Daerah Nomor 23 Tahun 2014 mengenai prioritas urusan pemerintah yang wajib, di mana imunisasi termasuk dalam salah satu urusan wajib pemerintah daerah, yang disebutkan dalam standar pelayanan minimal,” tambahnya.
Selain itu, dia menekankan bahwa imunisasi juga merupakan bagian dari transformasi kesehatan, di mana negara memberikan 14 antigen melalui imunisasi rutin, serta upaya untuk memperluas cakupan imunisasi di Indonesia.
Keempat belas antigen tersebut termasuk tiga antigen tambahan, yaitu vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks, PCV untuk mencegah pneumonia, dan vaksin rotavirus untuk mencegah diare parah, katanya.
Yosephine menambahkan bahwa imunisasi nasional adalah salah satu langkah yang diambil Indonesia untuk mencapai target global dan mencegah penyakit yang berpotensi memicu pandemi.