Jakarta (ANTARA) – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mendesak perusahaan minyak swasta di Indonesia untuk segera berkolaborasi dengan BUMN migas Pertamina guna menjamin stok minyak mereka di tengah kelangkaan bahn bakar.
“Mengapa begitu? Sebab, sektor-sektor industri yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak penting untuk berada di bawah kendali negara demi memastikan semua berjalan dengan baik,” jelas Lahadalia di Kompleks Istana Kepresidenan pada Senin.
Ia menekankan bahwa kolaborasi dengan Pertamina sangat penting, mengingat bahan bakar merupakan kebutuhan vital yang harus dikontrol negara untuk memastikan kebutuhan publik terpenuhi.
Kementerian juga telah menugaskan tim khusus untuk memantau distribusi bahan bakar di seluruh negeri, ujarnya.
Selain itu, menurut sang menteri, pemerintah telah memberikan tambahan 10 persen impor bahan bakar untuk perusahaan swasta, sehingga menepis anggapan adanyea pembatasan impor.
“Contohnya, Perusahaan ‘A’ mendapat 1 juta kiloliter di tahun 2024, dan di 2025 kami izinkan mereka impor 1 juta ditambah tambahan 10 persen, totalnya 1,1 juta kiloliter. Ini membuktikan klaim bahwa kami tidak memberikan kuota impor yang memadai adalah tidak benar,” jelasnya.
Lahadalia menegaskan pemerintah akan terus memantau kondisi yang berlangsung, termasuk efek potensial dari kelangkaan bahan bakar pada ketenagakerjaan, untuk memastikan bahwa kekurangan di SPBU yang dioperasikan swasta dapat diatasi dengan bantuan Pertamina.
Sebelumnya, Wakil Menteri Yuliot Tanjung menyatakan bahwa Indonesia berencana mengimpor minyak dari Amerika Serikat untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar di SPBU milik perusahaan swasta.
“Impor ini juga bagian dari komitmen kami menjaga neraca perdagangan dengan Amerika Serikat,” katanya pada Jumat (12 September), menanggapi pertanyaan tentang strategi mengatasi kekurangan yang mempengaruhi operator swasta seperti Shell dan bp.
Namun, bantuan Pertamina akan tetap menjadi prioritas, karena kementerian telah memerintahkan perusahaan swasta untuk mengirimkan laporan detail tentang volume dan spesifikasi minyak yang mereka butuhkan.
Laporan-laporan ini akan menjadi dasar bagi Pertamina untuk menilai apakah dapat memenuhi permintaan; jika tidak, impor baru akan tetap menjadi pilihan.
Berita terkait: Indonesia to import 1.4M KL oil from US to ease fuel shortage
Berita terkait: President instructs staff to anticipate fuel shortage: VP
Berita terkait: Government should rectify subsidised Solar diesel fuel price: Expert
Penerjemah: Andi F/Genta Tenri M, Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025