Partai politik yang kuat diperlukan untuk menjaga budaya demokratis: MPR

Jakarta (ANTARA) – Penguatan partai politik menjadi hal yang sangat penting bagi Indonesia untuk menjaga budaya demokrasi yang terjalin antara pemerintah dan rakyat, menurut Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo.

“Semakin kuat dan sehat kondisi partai politik, semakin mudah bagi Indonesia untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya melalui demokrasi,” ujarnya saat memberikan kuliah umum di Universitas Borobudur, Jakarta, pada hari Sabtu.

Ia menekankan perlunya partai politik mengambil beberapa langkah untuk semakin kuat, termasuk meningkatkan kualitas kader-kader mereka, meningkatkan fasilitas operasional, dan meningkatkan jumlah simpatisan secara merata di berbagai daerah.

Namun, ia menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut akan membutuhkan anggaran besar bagi partai politik, sehingga beberapa kader partai mungkin menggunakan cara yang tidak benar, seperti korupsi, untuk mengumpulkan dana.

“Ini adalah bagian di mana pemilik modal dapat mempengaruhi partai politik dengan memberikan dana politik kepada kandidat ketua partai,” katanya.

Berita terkait: Budaya politik demokratis kunci demokratisasi: BRIN

Ditengah pengaruh pemilik modal, katanya, partai politik mungkin mendorong pembentukan regulasi yang akan menguntungkan bisnis para penyedia dana.

“Pengaruh tersebut juga dapat memengaruhi keputusan partai politik tentang kandidat pemimpin nasional dan daerah yang akan mereka dukung,” ujarnya.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Soesatyo menekankan perlunya pemilik modal memiliki ideologi yang serupa dengan yang dianut oleh partai politik untuk menjaga budaya demokrasi dalam masyarakat.

Dengan demikian, katanya, partai politik akan mampu memainkan peran mereka secara optimal dalam melayani rakyat dan mendengarkan aspirasi mereka.

Ia yakin bahwa partai politik yang berfungsi optimal memiliki kemampuan untuk menghasilkan regulasi nasional dan daerah yang benar-benar berpihak pada rakyat.

Berita terkait: Menentang demokrasi yang dimonopoli Barat, para ahli internasional menyerukan keberagaman

MEMBACA  Rio Reifan Tidak Akan Direhabilitasi Meskipun Ditangkap 5 Kali karena Narkoba?

Penerjemah: Walda M, Tegar Nurfitra
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak cipta © ANTARA 2024