Korban Gunung Lewotobi mendapatkan bantuan yang layak, pemerintah menjamin

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa korban letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), sedang menerima bantuan sosial yang tepat dan memadai. Dalam siaran pers yang dikeluarkan di Jakarta pada hari Selasa, kementerian mengatakan bahwa mereka juga telah mendeploy Tagana (cadangan kesiapsiagaan bencana) untuk mengevakuasi korban dan mendirikan dapur umum. “Kami telah mendistribusikan bantuan sejak kemarin (Senin). Hari ini (Selasa), Wakil Menteri (Wamensos) juga pergi ke lokasi untuk memberikan bantuan kepada korban,” informasi dari menteri, yang juga dikenal sebagai Gus Ipul. Beliau menambahkan bahwa Desa Siaga Bencana (KSB) yang dibentuk oleh kementerian juga telah mendirikan dapur mandiri untuk membantu pengungsi. Sejauh ini, tim dari Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) kementerian telah bekerja di lapangan, berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan pemerintah setempat. Kementerian juga telah mengirim tiga truk bantuan logistik senilai Rp1,2 miliar dari Gudang Pusat Effata Kupang, termasuk 1.500 paket makanan siap santap, seribu paket makanan anak-anak, 400 kasur, 500 selimut, 300 paket keluarga, 300 paket perlengkapan anak-anak, dan 400 tenda gulung. Yusuf mengatakan bahwa kementeriannya juga telah mengirim 10 tenda serbaguna dan 2 toilet portabel untuk mendukung fasilitas evakuasi, dan akan mendistribusikan 10 ribu masker dan 2.500 paket makanan dasar senilai Rp500 juta kepada warga terdampak. Sementara itu, untuk keluarga korban meninggal, kementerian telah menyiapkan kompensasi sebesar Rp135 juta. Layanan dukungan psikososial juga akan diberikan kepada pengungsi untuk mendukung pemulihan kesehatan mental mereka. Letusan besar terjadi di Gunung Lewotobi Laki-Laki pada pukul 11.57 waktu setempat pada 3 November 2024, yang membuat otoritas meningkatkan status gunung dari Level III (Waspada) menjadi Level IV (Peringatan). Kepala Kabupaten Flores Timur juga menyatakan status tanggap darurat selama 58 hari – mulai dari 4 November hingga 31 Desember. Letusan tersebut sangat mempengaruhi tujuh desa di kecamatan Wulanggitang dan satu desa di kecamatan Ilebura. Letusan tersebut menyebabkan 10 orang tewas dan 63 orang terluka. Dari yang terluka, 31 mengalami luka serius dan 32 mengalami luka ringan. Letusan tersebut memaksa sekitar 2.472 orang melarikan diri ke tiga titik evakuasi terpusat: 1.219 orang pergi ke desa Konga; 606 ke desa Bokang; dan 647 ke Hokeng. Berita terkait: Warga diminta waspada terhadap banjir lava Mt. Lewotobi: Prabowo menyampaikan belasungkawa, memastikan bantuan untuk korban Mt. Lewotobi: Menteri Sosial pastikan bantuan untuk korban Letusan Gunung Lewotobi: Warga diminta waspada terhadap banjir lava. **Translator: Hana Dewi Kinarina Kaban, Cindy Frishanti Octavia Editor: Yuni Arisandy Sinaga Copyright © ANTARA 2024**

MEMBACA  Siapa yang akan memimpin Hamas setelah pembunuhan Yahya Sinwar?

Tinggalkan komentar