Ketua DPP Perindo Membahas Tantangan Berat Perempuan dalam Dunia Politik

Ketua DPP Partai Perindo Sri Gusni Febriasari dalam acara Monthly Talk Penguatan Keterwakilan dan Peran Perempuan pada Legislatif yang diselenggarakan oleh Iluni UI, dikutip dari kanal YouTube-nya, Sabtu (26/4/2025). FOTO/TANGKAPAN LAYAR

Ketua DPP Partai Perindo Bidang Kesehatan Masyarakat, Sri Gusni Febriasari, mengungkapkan bahwa perempuan yang memilih jalur politik sebagai bentuk pengabdian masih menghadapi tantangan berat. Politisi perempuan seringkali dihadapkan pada stigma dan stereotip.

Sri Gusni menyatakan, “Ketika seorang perempuan memutuskan untuk terlibat dalam politik, itu adalah keputusan yang berat karena sering kali kita dihadapkan pada stigma dan stereotip bahwa perempuan tidak sekompeten laki-laki. Itu merupakan tantangan pertama yang harus dihadapi.”

Beliau juga menyoroti bahwa budaya patriarki masih menjadi hambatan sistemik yang menghalangi perempuan untuk mencapai posisi kepemimpinan atau strategis dalam masyarakat.

“Perempuan sering kali hidup dalam budaya patriarki yang kuat, dimana perempuan dianggap tidak pantas memimpin atau menduduki posisi strategis. Hal ini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi perempuan yang memilih jalur politik sebagai bentuk pengabdian,” tambahnya.

Sri Gusni menekankan bahwa cara terbaik untuk melawan stigma tersebut adalah dengan menunjukkan hasil nyata melalui kerja keras dan karya yang dihasilkan.

“Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa melawan stigma dan stereotip yang ada? Cara terbaik untuk menjawab stigma bahwa perempuan tidak bisa menjadi pemimpin adalah melalui kerja keras dan karya nyata,” jelasnya.

Selain itu, Sri Gusni juga menyoroti bahwa perjuangan perempuan dalam politik bukan hanya masalah masuk sebagai calon legislatif, tetapi juga masalah terpilih dan memberikan kontribusi yang signifikan. Oleh karena itu, pentingnya affirmative action untuk keterwakilan perempuan minimal 30%, sebagaimana yang telah diatur secara konstitusional.

MEMBACA  Jika Anda Beli Starbucks dengan $10.000 di 2025, Akankah Jadi Jutawan dalam 10 Tahun?

“Pemerintah telah mengatur affirmative action untuk keterwakilan perempuan minimal 30%, namun hingga saat ini target tersebut belum tercapai sepenuhnya,” tutupnya.