Gunung Gede di Cianjur, Jawa Barat, telah menjadi sorotan beberapa hari terakhir karena informasi tentang aktivitas erupsinya yang beredar di media sosial. Namun, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, menegaskan bahwa informasi tersebut adalah hoaks belaka.
Video yang mengklaim sebagai ilustrasi erupsi Gunung Gede sebenarnya diambil dari aktivitas Gunung Marapi di Sumatera Barat. Berdasarkan pemantauan langsung dari Pos Pemantauan Gunung Api Badan Geologi di Cianjur, tidak ada tanda-tanda erupsi atau kolom abu di atas Gunung Gede.
Wafid menyebutkan bahwa erupsi terakhir Gunung Gede terjadi pada tahun 1957 dengan kolom erupsi mencapai 3.000 meter di atas Kawah Ratu. Sejak awal tahun hingga saat ini, aktivitas visual di Gunung Gede hanya terlihat hembusan asap putih tipis hingga sedang dari Kawah Wadon dengan ketinggian berkisar 50-100 meter.
Pada tanggal 1 April 2025, tercatat terjadi 49 kali gempa di Gunung Gede, namun sejak itu tidak ada peningkatan aktivitas erupsi maupun gempa vulkanik. Hingga tanggal 8 April 2025, status Gunung Gede masih tetap pada Level 1 (Normal) menurut Badan Geologi.
Pendakian ke Gunung Gede kembali dibuka dan pihak berwenang terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas gunung tersebut. Meskipun informasi hoaks tentang erupsi Gunung Gede telah tersebar luas, masyarakat diimbau untuk tidak terpengaruh dan tetap tenang.
Badan Geologi terus memantau Gunung Gede dan memberikan informasi yang akurat mengenai aktivitas gunung tersebut. Semua pihak diharapkan untuk tidak menyebarkan informasi palsu yang dapat menimbulkan kepanikan di masyarakat. Kewaspadaan dan kehati-hatian tetap diperlukan dalam menghadapi potensi bencana alam, termasuk erupsi gunung.