Jakarta (ANTARA) – Kementerian Sosial Indonesia telah mengirim bantuan darurat untuk korban banjir bandang di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, untuk memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi.
“Kami tetap berkomitmen mendukung evakuasi dan pemulihan, memastikan warga terdampak mendapat pasokan penting, serta menjaga koordinasi dengan semua pihak terkait untuk respons efektif,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf dalam pernyataan di Jakarta, Minggu.
Paket bantuan mencakup 614 paket makanan anak, 150 paket pakaian anak, 500 selimut, 51 perlengkapan dapur keluarga, 300 tenda gulung, dan dua tenda serbaguna, dengan total nilai bantuan Rp312.273.900 (sekitar US$19.027).
Bantuan ini bertujuan mendukung kebutuhan dasar penduduk terdampak, terutama kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas.
“Tim Kemsos juga melakukan penilaian cepat di lokasi bencana, membantu evakuasi warga ke area aman, memantau ketinggian air, dan terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat,” tambah Menkes Saifullah.
Banjir bandang menerjang Pohuwato Jumat malam (20 Juni) sekitar pukul 22.00 WITA, setelah hujan deras berlangsung sejak sore hingga malam.
Sungai yang melintasi beberapa kecamatan di Pohuwato meluap cepat, membawa lumpur, kayu, dan puing, serta menggenangi permukiman.
Dua warga Desa Tuweya, Kecamatan Wonggarasi, meninggal setelah terseret arus. Korban diidentifikasi sebagai Yance Munu (36) dan Larastiari Lakoro (14).
“Kami menyampaikan duka mendalam bagi keluarga yang kehilangan nyawa dalam bencana ini,” kata Menkes Saifullah Yusuf.
Bencana ini memengaruhi 2.542 rumah tangga—atau sekitar 8.468 orang—di sepuluh desa di lima kecamatan, yaitu Paguat, Lemito, Randangan, Wonggarasi, dan Taluditi.
Desa Lemito mencatat korban terbanyak, dengan 848 rumah tangga (2.713 orang) terdampak. Area lain yang terdampak signifikan termasuk Wonggarasi Tengah, Wonggarasi Barat, dan Desa Tuweya.
Saat ini, pemerintah masih mengumpulkan data pengungsi. Belum ada laporan korban luka-luka.
Penerjemah: Anita, Azis Kurmala
Editor: Arie Novarina
Hak Cipta © ANTARA 2025