Senin, 8 Desember 2025 – 21:40 WIB
Jakarta, VIVA – Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) mengadakan acara Inspiradaya 2025. Tujuannya untuk mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, berbudaya, dan tangguh.
Inspiradaya adalah program penguatan kapasitas dan bentuk apresiasi bagi pelaksana Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Program ini bertujuan membangun ekosistem pemberdayaan yang berbasis pada Makanan Bergizi Gratis (MBG).
"Inspiradaya merupakan program penguatan kapasitas dan apresiasi bagi pelaksana SPPG yang bertujuan membangun ekosistem pemberdayaan berbasis MBG," kata Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Desa, Desa Tertinggal, dan Desa Tertentu Kemenko PM, Abdul Haris, pada Senin, 8 Desember 2025.
Baca Juga:
- Majukan Industri Film RI, Pemprov DKI Jakarta Siapkan Penuhi Indikator Kota Sinema
- Menteri Nusron Janji Lindungi Lahan Warga Terdampak Bencana di Sumatera dari Mafia Tanah
Menurutnya, Inspiradaya menghadirkan berbagai kegiatan strategis untuk membangun ekosistem pemberdayaan berbasis MBG.
"Inspirasi Berdaya menghadirkan rangkaian kegiatan strategis seperti Malam Apresiasi SPPG, Workshop untuk menyamakan persepsi, dan pelatihan tanggap bencana. Ini semua untuk memperkuat kualitas, ketangguhan, dan membangun ekosistem pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dalam pelaksanaan Program MBG di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah yang sedang terdampak bencana," jelas dia.
Haris menerangkan bahwa Malam Apresiasi SPPG adalah bentuk pengakuan dan untuk memberi contoh yang baik. Kegiatan ini jadi momen penting untuk memperkuat sikap teladan di antara para SPPG di Indonesia.
"Dalam Malam Apresiasi SPPG, ada 20 SPPG dari berbagai daerah yang terpilih sebagai Inspiradaya 2025. Apresiasi ini diberikan karena dedikasi, inovasi, dan praktik baik mereka dalam menjalankan MBG, terutama dalam memenuhi standar gizi, memanfaatkan pangan lokal, tata kelola yang akuntabel, serta penguatan kolaborasi di tingkat daerah. Acara ini jadi momen untuk memperkuat semangat dan sikap teladan, sekaligus mendorong peniruan praktik baik antar-SPPG di seluruh Indonesia," ujar Haris.
Dia menambahkan, workshop diadakan untuk memperkuat kapasitas dan menyamakan pemahaman para pelaksana SPPG serta pemangku kepentingan terkait kebijakan, standar operasional, pengelolaan gizi, transparansi keuangan, dan pendekatan pemberdayaan masyarakat berbasis lokal.
"Workshop ini bertujuan agar pelaksanaan MBG berjalan selaras, berkualitas, dan konsisten di berbagai daerah. Juga untuk memperkuat kerja sama antara pemerintah daerah, satuan pendidikan, tenaga gizi, pelaku usaha, komunitas, dan mitra pendukung lainnya," ucapnya.
Selain itu, program SPPG Tanggap Bencana difokuskan untuk memperkuat kesiapsiagaan SPPG dalam menghadapi situasi darurat.
"Kegiatan ini meliputi kesiapan operasional, penyesuaian layanan MBG dalam kondisi krisis, pengelolaan dapur dan logistik darurat, serta koordinasi lintas sektor saat bencana. Ini menegaskan bahwa peran SPPG tidak hanya sebagai penyedia layanan gizi rutin, tetapi juga sebagai bagian dari sistem ketahanan sosial dan pangan masyarakat pada saat terjadi bencana," tutup Haris.
Baca Juga:
- Pertamina Terapkan Standar Sistem Tanggap Darurat Kelas Migas Global di Bencana Sumatera