Bank Indonesia Yakin Kesepakatan Tarif Impor AS Jadi Angin Segar bagi Investasi dan Pasar Keuangan RI (Diformat secara rapi dengan spasi yang proporsional)

Jumat, 18 Juli 2025 – 22:37 WIB

Labuan Bajo, VIVA – Bank Indonesia sedang melakukan kajian mendalam tentang dampak kesepakatan tarif impor Amerika Serikat terhadap pasar keuangan Indonesia. Presiden AS Donald Trump telah menyetujui penerapan tarif resiprokal sebesar 19 persen untuk Indonesia.

Baca Juga:
Prabowo Turunkan Tarif AS untuk Lindungi Pekerja, Warganet: Negosiasi Brilian!

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Juli Budi Winantya menyatakan bahwa di tengah ketidakpastian global yang meningkat, pertumbuhan ekonomi dalam negeri perlu terus didorong. Salah satunya melalui stimulus fiskal, kebijakan moneter, dan belanja pemerintah.

“Soal negosiasi, dampaknya terkait neraca perdagangan, cadangan devisa, dan pasar keuangan. Kita masih perlu kajian lebih lanjut,” kata Juli dalam media briefing di Nusa Tenggara Timur, Jumat, 19 Juli 2025.

Baca Juga:
Mentan Amran Tegaskan Impor Produk Pertanian AS Sesuai Kebutuhan, Jamin Petani Terlindungi

“Secara umum, dampaknya (tarif impor AS) akan positif, termasuk perbaikan investasi dan pasar keuangan,” tambahnya.

Pada kuartal II-2025, pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh investasi non-bangunan dan kinerja ekspor yang masih baik. Program unggulan pemerintah juga diharapkan bisa mendorong pertumbuhan. Ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 4,6-5,4 persen di tahun 2025.

Baca Juga:
Netanyahu Menyesal Gereja Katolik di Gaza Kena Bom Israel, Pastikan Peluru Nyasar

Di kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual menekankan perlunya aturan dalam negeri untuk mencegah praktik transhipment dari negara lain guna memperkuat kesepakatan dagang dengan AS.

Kepala Ekonom Bank Central Asia David Sumual.

“Kalau ada transhipment, selisihnya kita yang tanggung. Makanya perlu aturan khusus buat cegah hal itu,” jelas David.

Transhipment adalah pemindahan barang dari satu negara ke Indonesia, lalu dikirim lagi ke negara lain setelah dapat dokumen tertentu. David menilai ada kemungkinan transhipment dari negara yang dikenakan tarif AS lebih tinggi, sehingga Indonesia perlu pengawasan lebih ketat.

MEMBACA  Polres Priok Bongkar Sindikat Pengoplos Gas Subsidi 3 Kg ke 557 Tabung Portable

“Yang paling berpotensi mungkin Tiongkok, tapi negara lain juga bisa cari celah ini,” ujarnya.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif masuk barang impor ke AS.

“Tapi sudah ada pengawasan. Kita juga perlu aturan lebih jelas, misalnya lewat reward dan punishment di bea cukai,” tambahnya.

Ia menyebut kesepakatan tarif ini bisa dimanfaatkan untuk perluas pasar ekspor ke AS sekaligus menarik investasi dari sana.

Halaman Selanjutnya
“Jadi kalau ada transhipment, selisihnya itu dibebankan ke kita. Jadi memang pastinya nanti harus ada aturan-aturan di dalam negeri untuk mencegah terjadinya transhipment itu,” kata David.