Senin, 24 November 2025 – 11:43 WIB
Jakarta, VIVA – Kasus obesitas dan diabetes di Indonesia terus naik secara signifikan dari tahun ke tahun. Menurut laporan IDF Diabetes Atlas edisi ke-11 (2024), tercatat sekitar 20,4 juta penduduk Indonesia hidup dengan diabetes.
Baca Juga :
Belgia Akan Larang Vape Semua Rasa Demi Lindungi Generasi Mudanya
Angka ini diperkirakan akan melonjak drastis sampai mencapai 28,6 juta pada tahun 2050. Hal ini akan membuat Indonesia menjadi negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi kelima di dunia. Scroll selanjutnya yuk!
“Beban obesitas dan diabetes di Indonesia semakin besar. Kalau tidak dikendalikan, ini akan berdampak signifikan pada kualitas hidup masyarakat dan kesehatan nasional. Upaya pencegahan harus dilakukan dari hulu lewat perbaikan lingkungan, edukasi, dan kebijakan yang bantu masyarakat buat pilihan lebih sehat. Di sinilah pentingnya kolaborasi multisektor karena pencegahan yang efektif tidak bisa jalan tanpa dukungan pemerintah daerah, organisasi masyarakat, akademisi, dan mitra,” jelas Ketua Tim Kerja Metabolik dan Surveilans PKG (Pemeriksaan Kesehatan Gratis) Kementerian Kesehatan RI, dr. A. Muchtar Nasir, M.Epid.
Baca Juga :
Revolusi Pelayanan Kesehatan, Prabowo Siapkan Beasiswa untuk Dokter hingga Perawat
Tren kenaikan ini terjadi seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, terutama di daerah perkotaan, yang semakin jauh dari prinsip hidup sehat. Meskipun berbagai program kesehatan sudah digencarkan, tantangan dalam menerapkan pencegahan yang berkelanjutan masih sangat besar.
Deretan Gaya Hidup yang Memengaruhi Kenaikan Kasus Obesitas dan Diabetes
Baca Juga :
Prabowo Bahas Kesehatan hingga Konservasi Laut dengan Michael Bloomberg
Pola hidup modern berperan besar dalam meningkatnya angka obesitas dan diabetes di Indonesia. Berikut beberapa kebiasaan yang jadi faktor pemicu:
Pola makan tinggi gula dan lemak
Konsumsi makanan cepat saji, minuman manis, dan cemilan tinggi karbohidrat semakin mendominasi kehidupan sehari-hari masyarakat.
Minim aktivitas fisik
Rutinitas yang serba cepat bikin masyarakat lebih banyak duduk, dengan waktu olahraga yang sangat terbatas.
Kurang tidur dan stres berkepanjangan
Mobilitas tinggi dan tekanan pekerjaan meningkatkan hormon stres, yang berdampak pada gangguan metabolisme.
Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
Kedua hal ini memperburuk resistensi insulin dan memicu komplikasi metabolik.
Kurangnya kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
Deteksi dini masih rendah, sehingga banyak kasus ditemukan pada tahap lanjut.
Novo Nordisk Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui program “Cities for Better Health”. Program ini merupakan penguatan dari inisiatif sebelumnya “Cities Changing Diabetes”, sebagai upaya pencegahan primer berbasis kota untuk mencegah penyakit kronis lewat modifikasi lingkungan dan perilaku.