5 Gaya Hidup Minimalis yang Diam-diam Tingkatkan Kekayaan Kelas Menengah

Selasa, 18 November 2025 – 00:05 WIB

Jakarta, VIVA – Gaya hidup minimalis seringkali disalahpahami sebagai hidup yang serba kekurangan, rumah kosong, atau lemari pakaian yang sangat sedikit. Padahal, bagi banyak orang sukses dan mandiri secara finansial, minimalisme adalah strategi yang lebih mendalam: sebuah cara untuk mengatur hidup supaya energi, waktu, dan uang hanya digunakan untuk hal-hal yang benar-benar bernilai tinggi.

Baca Juga :
Terima Kunjungan Dubes Pakistan, Prabowo Bahas Investasi hingga Pendidikan

Di tengah tekanan konsumsi yang semakin besar pada kelas menengah, pendekatan minimalis justru menjadi alat yang kuat untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang. Dalam prakteknya, minimalisme bukan cuma tentang membuang barang atau menahan diri dari belanja, tapi lebih tentang mengubah cara berpikir.
Kelas menengah sering terjebak dalam pola konsumsi yang reaktif, seperti ingin sesuatu langsung beli, sedikit stres langsung belanja, atau lihat diskon langsung tergoda. Di sinilah peran penting minimalisme, yaitu menciptakan sebuah sistem hidup yang mengurangi godaan dan meningkatkan kedisiplinan finansial.

Baca Juga :
Tertipu Investasi Rp3 Miliar Proyek Pembangunan Gedung FK ITS, Investor Lapor Polisi

Berikut ini adalah lima kebiasaan minimalis yang bisa diterapkan oleh siapa saja untuk memperbaiki kondisi keuangan, seperti yang dirangkum dari New Trader U, Selasa, 18 November 2025.

Ilustrasi Kelola Keuangan

Baca Juga :
Donald Trump Sesumbar Setiap Warga AS Bakal Terima Rp33 Juta dari Tarif Dagang

  1. Mengotomatisasi dan Menyederhanakan Sistem Keuangan
    Orang kaya biasanya menghindari sistem yang rumit karena semakin kompleks sistem keuangan, semakin besar resiko untuk membuat kesalahan. Mereka mengotomatiskan transfer untuk tabungan, investasi, dan pembayaran tagihan agar semua proses berjalan tanpa menghabiskan energi untuk mengambil keputusan setiap hari.
    Dengan menyederhanakan pilihan, contohnya hanya memiliki satu akun dana darurat dan satu atau dua produk investasi saja, fokus mental mereka bisa tetap terjaga. Sementara itu, kelas menengah seringkali menabung dengan sistem "kalau ada sisa". Pola seperti ini membuat kebiasaan menabung menjadi tidak konsisten dan mudah dikalahkan oleh kebutuhan lain yang muncul.

  2. Menghapus Pengeluaran Rutin yang Bernilai Rendah
    Kesalahan umum yang dilakukan kelas menengah adalah terlalu fokus pada pengeluaran besar, padahal kebocoran dana terbesar seringkali datang dari pengeluaran-pengeluaran kecil yang berulang. Langganan platform streaming yang jarang ditonton, keanggotaan gym yang tidak pernah dipakai, sampai layanan digital yang lupa untuk dibatalkan – semua ini kelihatannya kecil, tetapi perlahan-lahan menggerus kekayaan jangka panjang.
    Pendekatan minimalis menekankan pada audit secara berkala. Setiap pengeluaran harus dinilai dari segi manfaatnya dibandingkan dengan nilai investasinya. Ketika uang Rp50.000 per bulan bisa berkembang menjadi puluhan juta rupiah dalam 20 tahun jika diinvestasikan, cara pandang terhadap "pengeluaran kecil" ini akan berubah secara drastis.

    Halaman Selanjutnya

  3. Memiliki Wardrobe Minimalis dan Gaya Personal yang Konsisten
MEMBACA  Lulusi detektor AI dengan Humanizer yang Tidak Terdeteksi dengan harga £33