Serangan Israel yang Mematikan di Sekolah yang Dijadikan Tempat Perlindungan di Selatan Gaza | Berita Konflik Israel-Palestina

Serangan udara Israel ke sebuah sekolah yang menampung pengungsi Palestina di selatan Gaza telah menewaskan setidaknya 30 orang dalam serangan keempat dalam empat hari terakhir.
Serangan di kota Abbasan, timur Khan Younis, mengenai pintu masuk sekolah al-Awdah, melukai setidaknya 53 orang. Medis Palestina mengatakan sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.
Militer Israel mengatakan mereka melakukan serangan pada hari Selasa karena mereka sedang menargetkan seorang “teroris dari sayap militer Hamas” dekat sekolah. Mereka mengakui melakukan tiga serangan lain sejak Sabtu pada sekolah-sekolah Gaza yang digunakan sebagai tempat perlindungan.
“Sejak perang dimulai, dua pertiga sekolah UNRWA di Gaza telah terkena dampak, beberapa di antaranya hancur, banyak yang rusak parah,” kata Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
“Sekolah telah berubah dari tempat pendidikan dan harapan yang aman bagi anak-anak menjadi tempat perlindungan yang penuh sesak dan seringkali berakhir sebagai tempat kematian & penderitaan,” tulisnya di X.
Pada hari Sabtu, serangan Israel mengenai sekolah al-Jawni di Nuseirat, di pusat enklaf, menewaskan 16 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. UNRWA mengatakan 2.000 orang sedang berteduh di sana saat itu.
Hari berikutnya, serangan ke sekolah Holy Family di Kota Gaza menewaskan empat orang, menurut agensi pertahanan sipil Gaza.
Latin Patriarchate, pemilik sekolah, mengatakan ratusan orang telah memadati halaman pada saat itu.
Sekolah lain yang dikelola UNRWA di Nuseirat diserang pada hari Senin. Rumah sakit setempat mengatakan beberapa orang dibawa untuk pengobatan.
“Penyelewengan hukum humaniter internasional tidak boleh menjadi hal yang biasa,” kata Lazzarini, meminta gencatan senjata segera.
Hamas telah memperingatkan bahwa serangan Israel yang meningkat bisa membahayakan pembicaraan gencatan senjata yang dimediasi, dengan putaran lain berlangsung pada hari Rabu di Qatar.

MEMBACA  Scholz menuju China saat perang Ukraina dan ketegangan Taiwan semakin membesar