Turbulensi yang parah yang menewaskan satu penumpang dan melukai puluhan orang di penerbangan Singapore Airlines baru-baru ini menyebabkan perubahan tiba-tiba dalam ketinggian dan kecepatan udara, kata Kementerian Transportasi Singapura pada hari Rabu.
Penerbangan SQ321 mengalami turbulensi sekitar 10 jam setelah penerbangan 13 jam dari London ke Singapura minggu lalu, kata pejabat. Banyak dari 211 penumpang baru saja selesai sarapan.
Turbulensi terjadi saat pesawat sedang terbang di atas selatan Myanmar pada ketinggian 37.000 kaki, kata Kementerian Transportasi dalam laporan awal pada hari Rabu.
Ketika pesawat naik tiba-tiba sebanyak 362 kaki, mungkin karena angin naik, autopilotnya menurunkan pesawat, laporan itu menyebutkan. Pesawat juga melaju tiba-tiba saat yang sama, dan para pilot menekan rem secara manual sebagai respons.
Semua aktivitas itu mungkin menyebabkan cedera pada penumpang dan anggota kru karena pesawat kehilangan sekitar 178 kaki ketinggian dalam kurang dari lima detik, laporan itu menyebutkan. Orang-orang yang tidak mengenakan seatbelt terlempar ke udara sebelum jatuh kembali.
Pesawat diarahkan ke Thailand, di mana mendarat dengan aman. Pejabat kemudian mengatakan seorang pria berusia 73 tahun dari Britania Raya meninggal di pesawat dan 71 orang terluka.