Bea Cukai Pecat 27 Pegawai pada 2024 dan 33 Orang dalam Proses Hukum di 2025

Selasa, 30 Desember 2025 – 20:14 WIB

Jakarta, VIVA – Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan melalui Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa DJBC, Nirwala Dwi Heryanto memastikan, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas kinerja instansinya. Upaya tersebut termasuk penguatan integritas sumber daya manusia (SDM).

Hal ini merupakan langkah DJBC setelah ada ancaman pembekuan instansi tersebut oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa. Ancaman itu diberikan jika dalam setahun ke depan tidak ada perbaikan di internal DJBC.

“Kami berkomitmen untuk menindaklanjuti secara tegas setiap pelanggaran disiplin. Ini adalah bagian dari penguatan kualitas dan integritas SDM Bea Cukai,” kata Nirwala dalam keterangannya, Selasa, 30 Desember 2025.

Dia melaporkan bahwa pada tahun 2024, DJBC telah memberhentikan 27 pegawai yang berkaitan dengan penipuan (fraud) dan pelanggaran disiplin berat. Sementara di tahun 2025, sudah diproses hukuman untuk 33 pegawai terkait kasus yang sama.

“Bea Cukai berkomitmen akan menindak tegas pelanggaran disiplin oleh pegawai,” ujar Nirwala.

Dia juga menyatakan bahwa sepanjang 2025, kinerja DJBC telah menunjukkan hasil yang solid. Upaya itu dilakukan antara lain melalui penguatan pengawasan, penindakan pelanggaran, serta optimalisasi penerimaan negara.

Nirwala memastikan, kinerja ini dibangun melalui keseimbangan antara fungsi fasilitasi, penerimaan, dan pengawasan. “Keseimbangan ketiganya menjadi fondasi penting untuk menjaga kepatuhan, melindungi industri dalam negeri, serta memastikan penerimaan negara tetap terjaga,” kata Nirwala.

Dari sisi penerimaan, Nirwala melaporkan bahwa hingga November 2025, Bea Cukai telah mengumpulkan Rp 269,4 triliun. Jumlah itu tumbuh 4,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Capaian ini sudah 89,3 persen dari target APBN 2025.

Dia merinci, realisasi penerimaan tersebut terdiri dari bea masuk sebesar Rp 44,9 triliun (turun 5,8 persen). Sementara penerimaan bea keluar mencapai Rp 26,3 triliun (tumbuh 52,2 persen), terutama didorong kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar global.

MEMBACA  Stabil pada 30 Tahun, Sedikit Lebih Rendah pada 15 Tahun

Realisasi penerimaan sektor cukai tercatat sebesar Rp 198,2 triliun, atau tumbuh 2,8 persen. Capaian ini berhasil diraih meski ada penurunan produksi rokok, khususnya rokok golongan I.

“Capaian ini menunjukkan ketahanan penerimaan di tengah dinamika ekonomi dan industri,” ujarnya.

Tinggalkan komentar