Penjual pohon Natal palsu di Amerika Serikat sempat kacau awal tahun ini. Saat itu, pemerintahan Trump mengumumkan tarif impor baru untuk barang dari Cina yang sangat tinggi, bahkan sampai 145%.
Sekitar 85% dari 20 juta pohon Natal yang dijual di AS setiap tahun adalah pohon palsu, dan sekitar 90% dari pohon palsu itu dibuat di Cina. Jadi, tarif ini bisa bikin harga pohon Natal jadi jauh lebih mahal. Padahal, tahun ini konsumen Amerika terlihat lebih hati-hati dan hemat dalam belanja.
Awalnya, beberapa distributor menghentikan sementara produksi di Cina. Yang lain buru-buru pindah produksi ke negara lain sambil nunggu lihat apa tarif yang mengancam itu akan turun. (Akhirnya turun juga, jadi 20% yang lebih bisa diatasi). Setelah berbulan-bulan tidak pasti, para pemimpin industri bilang akhirnya ada tekanan harga naik sekitar 10% sampai 15% untuk pohon Natal tahun ini.
“Kami sudah naikin harga dan saya rasa kebanyakan perusahaan juga naikin harga,” kata CEO National Tree Co, Chris Butler, ke Fortune.
Di sisi lain, Butler bilang karena perkiraan pembeli tahun ini lebih sedikit, mungkin akan ada banyak promosi. Rata-rata pemilik pohon palsu biasanya beli yang baru setiap 5 tahun. Harga yang lebih mahal bisa bikin beberapa orang menunggu satu tahun lagi. Sekitar 80% pohon terjual setelah tanggal 1 November. Kebanyakan harga pohon palsu antara $100 sampai $300, jadi kenaikan tarif ini benar-benar terasa, terutama bagi orang yang lagi stres karena kehilangan kerja atau kondisi pasar yang tidak stabil.
“Kami lihat awal musim ini permintaan untuk pohon Natal agak lemah. Kami mungkin harus kasih diskon atau promosi lagi untuk capai target penjualan,” kata Butler. Perusahaannya jual sekitar satu juta pohon per tahun dan dia bagian dari 10 distributor besar yang seperti asosiasi dagang untuk pohon palsu.
Bahkan sebelum ada tarif Trump, Butler bilang National Tree sudah berusaha diversifikasi pemasok agar tidak tergantung sama Cina, dengan beralih ke pabrik di Kamboja, Vietnam, dan Thailand. Butler bilang sekarang sekitar 50% produksinya di luar Cina, sehingga dia punya sedikit fleksibilitas. Penjual besar seperti Walmart dan Home Depot bahkan sudah pesan untuk tahun 2026.
Butler bilang kelompoknya sudah coba jelaskan ke para pembuat undang-undang bahwa ketidakpastian tarif bisa bikin kacau untuk musim Natal 2025 dan tahun depan. Mereka sudah bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, organisasi keagamaan di Gedung Putih, dan lima senator. “Kami berusaha kerja sama dengan pemerintahan agar Natal tetap terjangkau,” ujar Butler.
Untuk pasar pohon Natal asli, sejauh ini kelihatannya tidak terlalu terpengaruh perang dagang. Pasar ini terutama isinya pohon dari Amerika, dengan sebagian besar impor datang dari Kanada. Pohon dari Kanada bebas tarif karena ada perjanjian antara dua negara itu.
Petani pohon bilang bisnis tetap ramai seperti biasa, kata Rick Dungey, direktur eksekutif Asosiasi Pohon Natal Nasional yang mewakili penjual pohon asli di AS. Dia bilang, bahkan di masa ekonomi sulit atau tidak pasti, sedikit sekali orang yang mau mengorbankan tradisi membeli pohon Natal.
“Ini soal kenangan,” kata Dungey. “Ini soal perasaan. Dan ini cuma sekali setahun, kan?”