Bloomberg via Getty Images
Mantan penasehat keamanan nasional John Bolton tiba di pengadilan pada hari Jumat.
Presiden Donald Trump tidak pernah menyembunyikan keinginannya untuk melihat para pengkritiknya diselidiki, dengan mendesak Departemen Kehakiman untuk menuntut mantan Direktur FBI James Comey dan Jaksa Agung New York Letitia James.
“Kita tidak bisa menunda lagi, ini merusak reputasi dan kredibilitas kita,” tulis presiden bulan lalu dalam sebuah postingan Truth Social.
“Dia memakzulkan saya dua kali, dan mendakwa saya (lima kali!)” ujarnya, merujuk pada empat perkara pidana yang dihadapinya setelah meninggalkan Gedung Putih pada 2021 serta perkara perdata dari James.
Keduanya sejak itu telah didakwa, dalam kasus-kasus yang menurut banyak pakar tampak bermotif politik dan sulit dimenangkan di pengadilan.
Akan tetapi, dakwaan terbaru terhadap seorang pengkritik Trump, mantan penasehat keamanan nasional John Bolton, terlihat berbeda, menurut para spesialis hukum dan mantan jaksa.
“Saya akan berkata, membandingkan dakwaan terhadap Bolton dengan dakwaan terhadap Comey dan James ibarat membandingkan apel dengan jeruk,” kata Mark Lesko, mantan jaksa AS pelaksana untuk Distrik Timur New York.
Bolton telah didakwa secara pidana dengan tuduhan federal terkait dugaan penanganan informasi rahasia yang tidak semestinya. Sejak meninggalkan Gedung Putih pada 2019, ia menjadi pengkritik Trump yang vokal, bahkan sampai menyebutnya “sangat tak berpengetahuan” dan tidak layak menjabat dalam memoarnya.
Para pakar mengatakan bahwa meskipun mungkin ada alasan politik untuk mengejar Bolton, prosedur yang digunakan untuk memperoleh dakwaan serta bukti yang dikumpulkan melawannya menunjukkan kasus yang potensial lebih kuat daripada yang diajukan Departemen Kehakiman terhadap Comey atau James.
“Pelanggaran yang dituduhkan ini lebih serius dan tampaknya terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama,” ujar Carissa Byrne Hessick, seorang profesor di Fakultas Hukum Universitas Carolina Utara.
Selama masa jabatannya sebagai penasehat keamanan nasional Trump, dan setelah kepergiannya dari Gedung Putih pada 2019, jaksa menuduh Bolton membahayakan negara dengan menyimpan dan mengirimkan informasi rahasia kepada anggota keluarga secara tidak semestinya menggunakan cara yang tidak aman, termasuk AOL. Beberapa dokumen tersebut berlabel rahasia utama.
Dakwaan itu menyatakan bahwa pada suatu titik, seorang peretas mendapatkan akses ke akun Bolton tempat dokumen disimpan dan mengirimkan ancaman yang tampaknya bermaksud menyebabkan “skandal terbesar sejak email Hillary [Clinton] dibocorkan”.
Bolton menyatakan tidak bersalah selama kehadirannya di pengadilan pada hari Jumat terhadap 18 dakwaan terpisah atas penanganan informasi rahasia yang tidak semestinya.
## Pembalasan atau kasus yang kuat?
Waktu dakwaannya—yang menyusul dakwaan terhadap Comey dan James—telah memunculkan kembali pertanyaan tentang tekanan politik pada sistem peradilan.
Trump pernah menyatakan Bolton pantas dipenjara, dan menyebutnya “brengsek”. Bolton, di sisi lain, menulis buku tentang masa jabatannya di pemerintahan Trump yang sangat kritis terhadap presiden.
“Tidak diragukan lagi bahwa waktu dakwaan ini, bila digabungkan dengan yang lain, telah memunculkan pertanyaan tentang kekuatan dakwaan-dakwaan ini, dan mengapa dakwaan ini diajukan sekarang,” kata Jamil Jaffer, pendiri dan direktur eksekutif Institut Keamanan Nasional di Sekolah Hukum Antonin Scalia Universitas George Mason.
Namun, dia menambahkan, “jika Departemen Kehakiman dapat membuktikan fakta-fakta yang diduga dan menunjukkan bahwa informasinya memang diklasifikasikan dengan benar, perilakunya sangat mungkin telah melanggar hukum”.
Mendakwa pejabat tinggi seperti itu karena menangani dokumen rahasia secara tidak semestinya adalah “langka” tapi bukan tanpa preseden, ujar Carrie Cordero, seorang rekan senior di Center for a New American Security.
“Kasus yang melibatkan informasi rahasia menghadirkan tantangan untuk dituntut, tetapi kasus seperti itu bisa dan sesekali diajukan terhadap pejabat rendah maupun tinggi,” katanya.
## Kemiripan dengan penyelidikan terhadap Trump dan Biden
Trump juga menghadapi tuduhan serupa karena menyimpan dokumen rahasia secara tidak semestinya di resor Mar-a-Lago-nya di Florida dan menghalangi pengembaliannya, tetapi kasus itu akhirnya dibatalkan oleh hakim federal dan ditiadakan oleh terpilihnya kembali dia sebagai presiden.
Seorang penasihat khusus juga menemukan bahwa mantan Presiden Joe Biden menyimpan dokumen rahasia dari masa jabatannya sebagai wakil presiden secara tidak semestinya, tetapi tidak mendakwanya secara pidana.
Kasus Bolton memiliki kemiripan dengan masalah dokumen rahasia Trump dan Biden, kata Mr. Lesko, yang juga pernah memegang peran keamanan nasional utama di Departemen Kehakiman.
Prosedur ketat mengatur penanganan dokumen rahasia. Untuk memenangkan vonis, pemerintah harus membuktikan bahwa Bolton mengetahui informasi yang dia kirimkan itu tergolong rahasia, dan dia harus dengan sadar memindahkannya kepada seseorang yang tidak berhak menerimanya.
“Karena sifat rahasia dari materi yang dipersoalkan dalam kasus ini, kita tidak memiliki banyak detail tentang mengapa pemerintah meyakini hal-hal seperti entri buku harian dan informasi lain yang dia komunikasikan melalui email, dianggap sebagai informasi rahasia,” kata Mr. Jaffer.
## Penuntutan yang lebih tradisional
Proses dimana Departemen Kehakiman mengajukan kasus ini akan diawasi dengan ketat, setelah Trump secara terbuka memposting keinginannya untuk melihat lawan-lawan politiknya dituntut dan beberapa dakwaan itu terwujud.
Tetapi Mr. Lesko mengatakan dalam kasus Bolton, jaksa penuntut tampaknya telah mengikuti protokol.
“Penuntutan dan akhirnya dakwaan terhadap Bolton tampaknya telah mengikuti proses reguler termasuk aturan dan norma-norma di dalam Departemen Kehakiman,” ujarnya.
Tidak seperti dakwaan singkat Comey yang hanya dua halaman, dakwaan terhadap Bolton adalah dokumen yang lebih “tradisional” yang “dengan jelas menyampaikan detail-detail yang melibatkan fakta dan keadaan di sini,” kata Mr. Lesko.
“Ini tampaknya cukup konsisten dengan serangkaian kasus panjang… dimana pejabat pemerintah menangani dan mengirimkan materi rahasia secara tidak semestinya.” Bloomberg melalui Getty Images