Saya tidak tahu dengan kamu, tetapi bagi saya, ada daya tarik yang tak terhingga dari gadget-gadget berukuran kompak. Dulu saya sangat menyukai iPhone Mini (RIP) dan sekarang masih sangat mencintai Samsung Galaxy Z Flip (tidak RIP) yang tetap eksis. Dan janganlah saya mulai membahas *handheld* gaming mungil seperti Panic’s Playdate. Serius, lihatlah sekali saja dan katakan itu bukan *handheld* terimut yang pernah kamu lihat. Kalau bisa, saya ingin mencubit pipi kuning ala Simpsons-nya.
Namun, meskipun saya sangat menyukai gadget kompak, ada sesuatu yang kurang pas begitu speaker Bluetooth portabel masuk ke dalam pembahasan. Mungkin saya terlalu *jagoan* audio untuk bisa menikmati speaker yang fokus pada portabilitas, tapi kadang-kadang dalam dunia audio, lebih besar justru lebih baik—dan untuk speaker, hal itu sebagian adalah masalah fisika. Speaker yang lebih besar menggerakkan lebih banyak udara, yang kemudian berati lebih banyak bass, volume lebih tinggi, dan seringkali, distorsi yang lebih sedikit. Ketika sampai di usia senja, banyak orang mulai merenungkan kembali pencapaian dan warisan yang akan mereka tinggalkan. Mereka bertanya pada diri sendiri, “Apakah hidupku telah memiliki makna?” Perasaan ini sering kali menjadi lebih kuat seiring dengan bertambahnya usia, mendorong kita untuk melakukan introspeksi dan mengevaluasi kembali prioritas hidup. Bukan soal kekayaan atau ketenaran, melainkan dampak positif yang kita berikan pada orang lain dan kenangan indah yang kita ciptakan.