Jutaan Porsi MP-ASI dari BGN, 4.711 Kasus Gangguan Pencernaan Ditemukan

Jakarta, VIVA – Badan Gizi Nasional (BGN) baru saja merilis hasil penelitian di tiga wilayah Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa sekitar 4.700 porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga menyebabkan masalah kesehatan pada para murid.

"Sampai saat ini BGN sudah membuat satu miliar porsi makan, tapi ada 4.700 yang menyebabkan gangguan kesehatan pada anak-anak, dan kami sangat menyesal itu. Kami akan terus memperketat mekanismenya," kata Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam sebuah jumpa pers di Jakarta, Senin (23/9).

Siswa SMK di Bandung Diduga Keracunan MBG

Dadan menekankan pentingnya setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memulai dengan jumlah yang kecil. Tujuannya untuk mengurangi kasus keracunan atau masalah kesehatan lain di sekolah-sekolah.

"Kami minta SPPG untuk mulai dengan skala kecil. Misalnya, jika mereka punya daftar 3.500 orang di 20 sekolah, maka di hari-hari awal disarankan melayani dua sekolah dulu. Setelah mampu, baru ditingkatkan secara bertahap," jelasnya.

Menurut Dadan, sebagian besar masalah kesehatan ini muncul dari SPPG yang baru berdiri, yang memang masih perlu beradaptasi.

"Jadi setiap SPPG perlu melakukan mitigasi dini. Kami juga melakukan investigasi sendiri terkait kasus gangguan pencernaan pada siswa ini," tuturnya.

Data Kerincian per Wilayah

Berikut adalah rincian kasus gangguan kesehatan berdasarkan wilayah menurut paparan Kepala BGN:

  1. Wilayah 1 (Pulau Sumatra): 7 kasus, memengaruhi 1.281 orang.
  2. Wilayah 2 (Pulau Jawa): 27 kasus, memengaruhi 2.606 orang.
  3. Wilayah 3 (Kalimantan, Bali, Sulawesi, NTB, NTT, Papua): 11 kasus, memengaruhi 824 orang.

    Dadan juga mengingatkan semua SPPG untuk sangat berhati-hati dalam mengelola bahan makanan, terutama saat akan mengganti pemasok. Peringatan ini muncul menyusul kasus terbaru di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, di mana 329 orang mengalami gangguan kesehatan karena pengolahan ikan cakalang yang tidak benar.

    "Kami ingatkan, berdasarkan kejadian di Banggai, jika mitra mau ganti pemasok harus dilakukan bertahap. Khusus untuk cakalang, kalau tidak dibersihkan dengan baik, ikan ini sangat rentan menyebabkan alergi parah yang bahkan bisa berakibat fatal. Jadi harus benar-benar hati-hati," pungkas Dadan Hindayana. (ANT)

MEMBACA  Kelompok Kayu yang Terdesak Masuk ke Pembicaraan Pengambilalihan dengan Sidara dari Uni Emirat Arab