Abrego Garcia bakal kembali ke keluarga sembari menunggu persidangan atas dakwaan penyelundupan manusia yang dilayangkan pemerintahan Trump.
Kilmar Abrego Garcia, yang salah dideportasi oleh administrasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump, telah dibebaskan dari penjara di Tennessee.
Abrego Garcia dibebaskan pada Jumat dan akan bergabung kembali dengan keluarganya di Maryland sambil menunggu dimulainya persidangan terkait tuduhan penyelundupan manusia oleh pemerintahan Trump, menurut pengacaranya.
Penahanan terhadap Abrego Garcia, yang bahkan tetap ditahan di penjara El Salvador yang dikenal dengan kondisi yang penuh penyiksaan setelah pemerintah mengakui ia salah dideportasi, menjadi titik pangkal dalam dorongan administrasi Trump untuk deportasi massal dengan sedikit sekali prosedur yang semestinya.
Pemerintah, dihadapkan pada perintah pengadilan, membawa kembali Abrego Garcia ke AS pada bulan Juni, meski sebelumnya mengklaim tidak memiliki kewenangan untuk melakukannya. Setelah kembalinya, administrasi Trump mengumumkan dakwaan kriminal terhadapnya atas dugaan penyelundupan manusia.
Abrego Garcia, yang sebelumnya oleh administrasi Trump coba dikaitkan dengan grup kriminal MS-13 melalui klaim yang telah terbukti salah, membantah tuduhan tersebut. Pengacaranya menggambarkan dakwaan kriminal ini sebagai sebuah bentuk hukuman karena berbicara menentang deportasinya yang keliru dan mempermalukan administrasi.
Meski sebelumnya telah dapat pembebasan pra-sidang dari penjara Tennessee, pengacaranya sempat meminta agar ia diizinkan untuk tetap berada di sana karena kekhawatiran bahwa pemerintah akan berupaya mendeportasinya lagi jika dibebaskan.
Kekhawatiran itu sedikit mereda setelah putusan pengadilan terpisah yang baru saja menyatakan bahwa pemerintah harus mengizinkan Abrego Garcia untuk menentang perintah deportasi. Pengacaranya mengajukan permohonan pembatalan kasus kriminal, dengan argumen bahwa hal ini merupakan bentuk balas dendam dari pemerintah.
Seorang hakim imigrasi menolak aplikasi suaka Abrego Garcia pada 2019, tetapi memutuskan bahwa ia tak dapat dideportasi ke El Salvador karena adanya “ketakutan beralasan” akan kekerasan di negara tersebut.
Administrasi Trump menyatakan akan berupaya mendeportasi Abrego Garcia ke negara ketiga sebagai gantinya.