Judul: Penurunan ekspor barang hilir dapat memperkuat nilai rupiah: pemerintah (Didesain secara visual menarik dengan tata letak yang rapi dan profesional)

Yogyakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa nilai rupiah bisa menguat sampai Rp1 ribu per dolar AS, asalkan Indonesia serius melakukan hilirisasi komoditas ekspor.

“Nilainya bisa capai Rp1 ribu ke depan. Tapi kita harus mulai kerjakan dari sekarang,” ujarnya dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Daal (Rakordal) kuartal II di Gedhong Pracimasono, Kepatihan, Yogyakarta, Selasa.

Ia memberi contoh kelapa tua yang saat ini diekspor mentah, dengan nilai total Rp20 triliun. Jika diolah di dalam negeri, nilai tambahnya bisa naik sampai 100 kali lipat.

“Sekarang ekspor kelapa kita Rp20 triliun. Kalau dikali seratus, jadi Rp2 ribu triliun,” katanya.

“Kalau semua komoditas ekspor kita diolah di dalam negeri, nilainya bisa capai Rp20 ribu sampai Rp50 ribu triliun,” tambahnya.

Menurut menteri, Presiden Prabowo Subianto sudah menyetujui anggaran Rp371 triliun untuk mendukung program hilirisasi nasional.

Amran menyebut dari total itu, Rp40 triliun siap dipakai, termasuk Rp8 triliun yang sudah ia tanda tangani hari ini.

“Hari ini saya tandatangani. Rp8 triliun sudah cair, totalnya Rp40 triliun. Ini anggaran pertanian untuk hari ini,” jelasnya.

Amran menyampaikan, komoditas bernilai tinggi seperti kakao, mete, dan kopi akan diprioritaskan dalam program hilirisasi ini.

Kementan juga menyiapkan tambahan Rp4 triliun sampai Rp7 triliun untuk membangun fasilitas pengolahan di dalam negeri.

Dia menekankan, Indonesia selama ini rugi karena mengekspor bahan mentah seperti kakao yang diolah di luar negeri lalu dijual lebih mahal.

Misalnya kakao dari Sulawesi, setelah digiling di Singapura harganya bisa naik 38 kali lipat.

“Singapura cuma giling, gitu aja. Sekarang kita mulai perubahan. Sudah siapkan Rp4-7 triliun untuk pengolahan hilir di sini. Jadi dari sekarang, penggilingan dilakukan di sini. Semua komoditas kita akan diolah di dalam negeri,” tegasnya.

MEMBACA  Parlemen Burkina Faso Sahkan RUU yang Melarang Tindakan Homoseksual

Amran juga menyinggung perubahan pola konsumsi global, terutama di India dan China, yang beralih ke produk kelapa.

Negara-negara itu tidak bisa menanam kelapa, jadi ini peluang besar bagi Indonesia untuk jadi pemain utama.

“Di Eropa, harga kelapa mentah Rp34 ribu per buah. Kedepan, kita bisa fokus ke 6 dari 13 komoditas strategis. Kalau ini berhasil, ekspor kita yang sekarang Rp600 triliun bisa jadi Rp30 ribu triliun kalau dikali 50 atau 100. Ini bisa wujudkan Indonesia Emas dan jadi negara adidaya,” pungkasnya.