Serangan Israel Tewaskan Satu Orang di Lebanon Sementara Beirut Tolak Normalisasi | Berita Konflik

Presiden Lebanon Joseph Aoun Tegaskan Keinginan Damai dengan Israel, Tapi Tolak Normalisasi

Presiden Lebanon Joseph Aoun menyatakan bahwa negaranya menginginkan perdamaian dengan Israel, tetapi belum siap untuk menormalisasi hubungan. Pernyataan ini disampaikan saat otoritas kesehatan melaporkan serangan udara Israel menewaskan satu orang di selatan Lebanon.

Serangan drone terhadap sebuah mobil di Distrik Nabatieh pada Jumat (5/7) tidak hanya menewaskan satu korban, tapi juga melukai lima orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Insiden ini terjadi saat Israel terus melancarkan serangan rutin ke wilayah Lebanon, khususnya di selatan, meski telah ada kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok bersenjata Hezbollah pada 27 November lalu.

Berdasarkan kesepakatan itu, Hezbollah harus mundur ke utara Sungai Litani—sekitar 30 km dari perbatasan Israel—sementara Israel wajib menarik seluruh pasukannya, hanya menyisakan tentara Lebanon dan pasukan perdamaian PBB di wilayah tersebut. Namun, Israel masih menduduki lima lokasi strategis di selatan Lebanon.

Dalam pidatonya, Presiden Aoun menegaskan keinginan Lebanon untuk membangun hubungan damai dengan tetangganya. Tapi, ia menekankan bahwa Beirut tidak berminat menormalisasi hubungan dengan Israel, yang sempat diwacanakan oleh Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar pekan lalu.

"Perdamaian adalah absennya keadaan perang, dan itulah yang penting bagi Lebanon saat ini. Sementara normalisasi bukan bagian dari kebijakan luar negeri kami," ujar Aoun, seraya mendesak Israel menarik diri sepenuhnya dari Lebanon.

[Asap mengepul dari Distrik Nabatieh pasca-serangan Israel, terlihat dari Marjayoun, Lebanon selatan, 27 Juni 2025.]

Aoun juga menyebut keinginan Beirut untuk "memegang monopoli senjata di negeri ini", merespons tekanan AS agar Hezbollah dilucuti. Namun, ia tak memberikan rincian lebih lanjut.

Hezbollah, yang melemah setelah lebih dari setahun berkonflik dengan Israel, menolak segala tuntutan perlucutan senjata.

MEMBACA  Ribuan orang melakukan protes terhadap penambangan lithium di Serbia. Pejabat menyatakan bahwa itu adalah konspirasi melawan presiden populist.

"Kami tak bisa diminta melunak atau menyerahkan senjata selagi agresi (Israel) berlanjut," kata pemimpin Hezbollah Naim Qassem dalam pidato di Beirut selatan, Minggu (7/7).

Pada Rabu (10/7), militer Israel mengonfirmasi masuknya pasukannya ke Lebanon selatan, dengan alasan ingin menghancurkan infrastruktur Hezbollah dan mencegah kelompok itu "kembali menguat di wilayah tersebut."

Keesokan harinya, seorang pria tewas akibat serangan drone Israel terhadap sepeda motor di Desa Al-Mansouri dekat Tyre. Dua orang lainnya terluka dalam serangan itu, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.