Judul: Wawancara Netanyahu yang Diedit Secara Menyesatkan, Hilangkan Peringatan ‘Pengambilalihan Taliban di Pakistan’

“Setelah Iran, Pakistan berikutnya, ancaman Netanyahu,” demikian keterangan dalam bahasa Urdu pada video yang dibagikan di Facebook tanggal 14 Juni 2025.

Klip itu dibagikan sehari setelah Israel melancarkan serangan bom ke Iran yang menewaskan para komandan militer dan ilmuwan terkait program nuklirnya. Dalam video tersebut, Netanyahu sedang diwawancarai.

“Saya bilang, misi terbesar kita adalah mencegah rezim Islam militan mendapatkan senjata nuklir atau sebaliknya,” ujar Netanyahu dalam klip itu.

Ia lalu menambahkan: “Yang pertama bernama Iran. Yang kedua bernama Pakistan. Sebab jika rezim radikal punya senjata nuklir, mereka tak akan patuh pada aturan yang sudah diikuti selama hampir tujuh dekade terakhir.”

Israel menyatakan tujuan serangan bom mereka ke Iran adalah mencegah negara itu mengembangkan senjata atom—ambisi yang selalu dibantah Tehran (tautan arsip). Iran membalas dengan serangan rudal balistik ke kota-kota Israel.

Pakistan, satu-satunya negara Islam yang memiliki senjata nuklir, “mengecam keras” serangan Israel terhadap Iran, tetangganya (tautan arsip).

Iran dan Israel saling serang selama 12 hari sebelum gencatan senjata yang diusulkan AS mengakhiri konflik. Tehran menyatakan serangan Israel menewaskan 1.060 orang, sementara pejabat Israel mengatakan serangan balasan Iran dengan drone dan rudal menewaskan minimal 28 orang.

 

Screenshot postingan palsu di Facebook yang diambil pada 8 Juli 2025, dengan tanda X merah tambahan dari AFP

Klip yang sama juga dibagikan di tempat lain di Facebook.

“Insya Allah Pakistan akan jadi penyebab kehancuran Israel,” tulis salah satu komentar di postingan itu.

Yang lain berkomentar: “Allah akan lindungi Pakistan dan Iran.”

Namun, klip yang beredar telah diedit secara menyesatkan.

Wawancara tahun 2011

MEMBACA  Siaran langsung Peru vs. Chile 2024: Saksikan Copa America secara gratis

Pencarian gambar balik di Google menggunakan frame kunci dari klip palsu itu mengarah ke wawancara lengkap, yang diunggah di YouTube oleh Channel 2 Israel pada 31 Maret 2011 (tautan arsip).

Video itu berjudul “Wawancara Pandangan Dunia bersama Benjamin Netanyahu”.

“Channel 2 dan YouTube menghadirkan wawancara khusus dengan PM Israel Benjamin Netanyahu, di mana warga bertanya tentang proses perdamaian, kerusuhan di Timur Tengah, dan lainnya,” demikian deskripsinya.

Perbandingan screenshot klip palsu (kiri) dan wawancara yang diunggah di YouTube Maret 2011 (kanan)

Klip palsu itu diambil dari menit 25:40, setelah Netanyahu ditanya: “Apa masalah terbesar yang dihadapi generasi mendatang dan apa yang harus kita lakukan sekarang?” (tautan arsip).

Jawabannya diedit secara menyesatkan dengan menghilangkan klarifikasi soal Pakistan.

“Yang pertama Iran, yang kedua Pakistan, atau lebih tepatnya jika Taliban menguasai Pakistan,” ujarnya.

Pernyataan lengkapnya juga tercantum dalam transkrip wawancara di situs resmi Kantor PM Israel (tautan arsip).

Tidak ada laporan resmi soal Netanyahu mengeluarkan peringatan atau ancaman ke Pakistan sejak konflik dengan Iran dimulai.

AFP telah membantah misinformasi lain terkait perang Iran-Israel disini.