Pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 51 warga Palestina dan melukai banyak lainnya setelah menembaki lokasi distribusi bantuan di selatan Gaza, menurut saksi dan tim penyelamat.
Badan pertahanan sipil yang dikelola Hamas menyatakan pasukan Israel menembaki kerumunan warga di dekat lokasi bantuan di Khan Younis. Lebih dari 200 orang dilaporkan terluka.
Militer Israel memberi tahu BBC bahwa mereka sedang menyelidiki laporan tersebut.
Ini merupakan insiden terkini, dan mungkin yang paling mematikan, dari serangkaian tembakan yang hampir terjadi setiap hari di dekat lokasi distribusi bantuan di Gaza.
Saksi menyebutkan pasukan Israel menembak dan menghujani area dekat persimpangan di timur Khan Younis, tempat ribuan warga Palestina berkumpul untuk mendapatkan tepung dari lokasi Program Pangan Dunia (WFP), yang juga memiliki dapur umum di sekitarnya.
Seorang jurnalis lokal dan saksi mata mengatakan drone Israel melepaskan dua rudal, disusul tembakan dari tank Israel yang berjarak 400–500 meter dari kerumunan. Ledakan itu menyebabkan banyak korban.
Kerumunan warga berkumpul di dekat jalan utama menuju kota Bani Suheila, area yang telah menjadi lokasi operasi militer Israel selama berminggu-minggu.
Rumah Sakit Nasser, fasilitas medis utama yang masih beroperasi di wilayah tersebut, kewalahan menangani jumlah korban. Begitu penuh hingga banyak yang terluka terpaksa berbaring di lantai sambil ditangani tim medis.
Dalam pernyataannya, IDF mengatakan “kerumunan teridentifikasi di dekat truk distribusi bantuan yang terjebak di area Khan Younis, tidak jauh dari pasukan IDF yang beroperasi di sana.”
Mereka menyatakan “menyadari laporan sejumlah korban luka akibat tembakan IDF setelah kerumunan mendekat” dan peristiwa itu sedang ditinjau ulang.
Pada Senin, kepala HAM PBB Volker Turk menyebut Israel mempersenjatai pangan dan menyerukan penyelidikan atas insiden tembakan di dekat lokasi bantuan.
Dalam pidatonya di Dewan HAM PBB, ia berkata: “Metode perang Israel menimbulkan penderitaan mengerikan dan tak manusiawi bagi warga Palestina di Gaza.”