Indonesia dan Parlemen Inggris menjelajahi hubungan ekonomi yang lebih kuat.

Perwakilan dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bertemu dengan anggota Parlemen Inggris untuk menjelajahi peluang penguatan hubungan ekonomi.

Selama pertemuan di London pada hari Selasa, kedua pihak membahas isu-isu kunci termasuk perdagangan bilateral, penciptaan lapangan kerja, dan investasi, menurut pernyataan dari Kadin pada hari Kamis.

“Kami berkumpul dengan kelompok parlemen lintas partai yang terdiri dari anggota parlemen yang fokus pada masalah terkait Indonesia. Mereka menanyakan tentang bagaimana Indonesia merespons tarif AS dan di sektor-sektor mana Inggris dapat bekerja sama,” kata Ketua Kadin Anindya Bakrie.

Ia menekankan bahwa hubungan diplomatik yang kuat antara Indonesia dan Inggris harus didukung oleh kerja sama bisnis dan investasi yang ditingkatkan untuk menghasilkan hasil yang lebih nyata.

“Dengan cara ini, kita dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi menuju target 8 persen, menciptakan peluang kerja, dan secara signifikan meningkatkan arus perdagangan dan investasi,” tambahnya.

Bakrie juga mengatakan bahwa pertemuan di London berfungsi sebagai bentuk diplomasi ekonomi, membantu memperluas jangkauan pasar produk Indonesia di luar mitra-mitra tradisional seperti AS dan China.

Ia menekankan pentingnya Indonesia memanfaatkan perannya dalam platform-platform internasional seperti BRICS dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) untuk mengakses pasar baru.

Dalam pernyataan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya, menekankan bahwa pertemuan tersebut merupakan langkah penting menuju penguatan hubungan ekonomi antara kedua negara.

“Menjaga hubungan yang kuat dengan Inggris penting untuk meningkatkan perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan,” katanya.

Berita terkait: Kadin responds to investor intimidation claims in Banten

Berita terkait: Kadin calls for job creation amid layoff concerns

Translator: Ahmad M, Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025

MEMBACA  Tidak Ada yang Lembut dari Saham Microsoft