Jokowi telah lama tidak menjabat sebagai presiden, namun masih seringkali dipersoalkan mengenai keaslian ijazah S-1 nya. Meskipun perdebatan ini mungkin menarik bagi sebagian orang, pada akhirnya apa manfaatnya untuk terus memperdebatkan hal ini? Apakah dengan mengetahui kebenaran mengenai ijazah Jokowi akan memberikan dampak positif bagi masyarakat?
Selain itu, isu mengenai mobil Esemka yang juga kerap kali menjadi perbincangan. Namun, apakah relevansi dari perdebatan ini? Apakah masyarakat akan mendapatkan manfaat dari mengetahui apakah mobil Esemka Jokowi akan terwujud atau tidak?
Meski banyak spekulasi mengenai keaslian ijazah Jokowi, tidak ada yang secara resmi menggugat ke pengadilan mengenai hal ini. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya dasar hukum yang cukup kuat untuk menggugat Jokowi. Bahkan jika ada gugatan, kemungkinan besar Universitas Gadjah Mada (UGM) yang akan lebih banyak menghadapi masalah, bukan Jokowi.
Terlepas dari kebenaran mengenai ijazah Jokowi, hal ini tidak akan mengubah fakta bahwa Jokowi telah menjabat sebagai presiden selama dua periode. Perdebatan mengenai hal ini hanya akan menjadi bukti tambahan bahwa kejujuran universitas kita patut dipertanyakan.
Ketika mempertanyakan keaslian ijazah atau mobil Esemka Jokowi, mungkin lebih baik jika fokus pada hal-hal yang lebih relevan dan berdampak positif bagi masyarakat. Sebagai mantan presiden, Jokowi juga memiliki hak untuk menjalani kehidupannya tanpa terus-menerus dipertanyakan mengenai masa lalunya.
Jadi, alih-alih terus memperdebatkan hal-hal yang tidak akan memberikan manfaat bagi masyarakat, lebih baik fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan dapat membawa dampak positif bagi bangsa dan negara.
Terus memperdebatkan keaslian ijazah atau mobil Esemka Jokowi tidak akan membawa manfaat apa pun bagi masyarakat. Sebaliknya, memusatkan perhatian pada hal-hal yang lebih relevan dan berdampak positif akan lebih bermanfaat bagi kemajuan bangsa Indonesia.