Siapa Friedrich Merz? Calon Kanselir Jerman yang Pernah Mengasingkan Diri selama 12 Tahun untuk Menang
Friedrich Merz menjadi kandidat Kanselir Jerman paling kuat. Foto/X/@_FriedrichMerz
Berhasilnya Friedrich Merz dalam pemilihan umum telah menandai kembalinya politisi yang pernah mengasingkan diri dari dunia politik selama 12 tahun. Merz, yang saat ini menjabat sebagai ketua Persatuan Demokratik Kristen (CDU), dipilih sebagai calon kanselir Jerman berikutnya setelah memenangkan pemilihan pendahuluan.
Dengan partainya, CDU/CSU, memimpin dalam jajak pendapat dengan perolehan suara sekitar 30%, Merz kini diakui sebagai penantang utama Olaf Scholz dari Partai Sosial Demokrat (SPD) dalam perlombaan menuju kanselir.
Pernah Vakum dari Dunia Politik selama 12 Tahun
Keberhasilan Merz dalam pemilihan umum menandai kembalinya politisi berusia 69 tahun itu setelah vakum selama 12 tahun dari dunia politik. Merz kini akan menjadi kanselir tertua sejak Konrad Adenauer, kanselir pertama Republik Federal Jerman yang baru.
Merz, yang juga seorang pengacara seperti Scholz, memiliki kepribadian yang kuat dan mengesankan. Meskipun memiliki ketegasan dalam berbicara, ia juga dikenal mudah didekati dan humoris dalam pergaulan sehari-hari.
Pernah Menjauhi Politik dan Terjun ke Dunia Bisnis
Pada tahun 2002, ketika Angela Merkel naik menjadi pemimpin kelompok parlemen CDU dan kemudian menjadi Kanselir pada tahun 2005, Merz memutuskan untuk menjauh dari politik dan beralih ke dunia bisnis. Selama bertahun-tahun, Merz tidak terlibat dalam dunia politik aktif.
Dibandingkan dengan Merkel yang dikenal sebagai seorang ahli taktik yang tenang, Merz dilihat sebagai politisi yang lebih bersedia mengambil risiko. Hal ini terlihat dalam langkah-langkah kontroversialnya, termasuk upayanya untuk meloloskan undang-undang imigrasi sulit melalui parlemen dengan bantuan partai sayap kanan populis.
Meskipun langkah-langkahnya telah memicu kontroversi, Merz percaya bahwa tindakannya bertujuan untuk mengekang keberhasilan partai sayap kanan antiimigrasi, yang dianggapnya sebagai ancaman bagi negara.