Pendidikan Tom Lembong, Alumni Harvard yang Menjadi Tersangka Kasus Impor Gula

Tom Lembong ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung dalam kasus dugaan korupsi impor gula di Kemendag 2015-2016. Foto/SINDOnews.
JAKARTA – Profil pendidikan Tom Lembong akan diulas di artikel ini. Tom saat ini ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung dalam kasus dugaan korupsi importasi gula di Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2015-2016. Tom adalah mantan Menteri Perdagangan (Mendag) di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode 2015-2016. Sebelumnya ia adalah penasihat ekonomi ketika Jokowi menjadi gubernur Jakarta pada 2014. Setelah menjadi Mendag, Tom kemudian digeser menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sampai 2019. Nama dia muncul lagi sebagai tim sukses calon presiden Anies Baswedan pada Pemilu 2024 lalu. Pada Selasa (29/10/2024) Tom Lembong ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi impor gula di Kemendag. Ia ditangkap bersama Direktur Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Perdagangan Indonesia 2015-2016.

Profil Pendidikan Tom Lembong
Dilansir dari berbagai sumber, Tom Lembong lahir di Jakarta pada 4 Maret 1971. Ia adalah putra dari seorang dokter jantung dan THT yang mengenyam pendidikan dasarnya di Jerman hingga usia 10 tahun. Mantan kepala divisi dan wakil presiden senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) itu lalu kembali ke Tanah Air dan bersekolah di Sekolah Regina Pacis, Jakarta. Mantan Komisaris Utama PT Jaya Ancol itu lalu terbang ke Amerika untuk menempuh pendidikan SMA. Tom kemudian kuliah di Harvard University dan memperoleh gelar Bachelor of Arts di bidang Arsitektur dan Desain Perkotaan pada tahun 1994. Lulus dari Harvard ia kemudian bekerja sebagai Equity Division di Morgan Stanley Singapore. Kemudian ia menjadi Investment Banker, Deutsche Securities Indonesia pada 1999-2000. Ia adalah Co-Founder, CEO, dan Managing Partner Quvat Management Pte Ltd yang didirikan pada 2006. Kemudian Tom Lembong menjadi Komisaris Utama PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex) periode 2012-2014. (nnz)

MEMBACA  IHSG Ditutup Melemah, Belum Mampu Kembali ke Rp7.000

Tinggalkan komentar