Getty Images/CNET
Menjadi korban penipuan sekali saja sudah terasa buruk. Namun, kenyataannya, jika Anda pernah menjadi korban, ada kemungkinan besar Anda akan menjadi sasaran lagi—bahkan mungkin oleh penipu yang sama.
Faktanya, pelaku penipuan dikenal menargetkan korban sebelumnya dengan berpura-pura sebagai agen FBI atau pihak berwenang lain, mengklaim bisa membantu mengembalikan uang Anda. Menurut Federal Trade Commission, kerugian akibat penipuan di AS mencapai $12,5 miliar pada 2024—naik 25% dari tahun sebelumnya. Skema ini mencakup penipuan investasi dan penipuan pekerjaan.
Berikut cara menghindari menjadi korban untuk kedua kalinya.
Langkah apa yang bisa diambil agar tidak jadi korban berulang?
Jika Anda pernah tertipu dan ingin menghindarinya di masa depan, beberapa langkah ini bisa membantu.
1. Gunakan Layanan Proteksi Identitas
Sebagian besar penipuan bertujuan mencuri uang. Tapi jika data sensitif Anda bocor, risiko identity theft mengintai.
Layanan proteksi dan pemantauan identitas akan mendeteksi penggunaan identitas Anda tanpa izin, seperti perubahan laporan kredit atau kebocoran data pribadi.
Beberapa layanan gratis memantau dark web dan aktivitas mencurigakan. Namun, layanan berbayar menawarkan fitur lebih lengkap: pemantauan rekening bank, asuransi pencurian identitas, hingga pemulihan data jika terjadi penipuan.
Proteksi data pribadi Anda dengan rekomendasi utama CNET untuk software anti pencurian identitas.
2. Bekukan Laporan Kredit
Credit freeze—atau pembekuan untuk kredit anak—mencegah pelaku membuka kartu kredit/pinjaman atas nama Anda. Proses ini gratis, tapi Anda juga tak bisa mengajukan kredit kecuali mencairkannya. Lakukan ini di tiga credit bureau utama: Equifax, TransUnion, dan Experian.
3. Kunci Nomor Jaminan Sosial (SSN)
Anda bisa mengunci SSN untuk mencegah penggunaan dalam pembukaan akun atau klaim pembayaran pemerintah. Ini seperti membuat SSN "tak terlihat".
4. Waspadai Phishing Tertarget
Setelah menjadi korban, pesan phishing bisa muncul di email/SMS Anda, terutama jika data pribadi bocor dalam data breach.
Jika ada pesan dari "instansi pemerintah" atau pihak yang mengklaim bisa mengembalikan uang, perhatikan nada bahasanya. Jika terkesan memaksa dan mengandung tautan mencurigakan, hapus dan laporkan sebagai spam.
5. Jaga Kerahasiaan Data Pribadi
Jangan mudah membagikan informasi sensitif. Jika ada yang meminta detail rekening atau SSN, tanyakan alasan sebelum memberikannya.
6. Sadari: Uang Anda Mungkin Tak Kembali
Sayangnya, begitu uang berpindah ke tangan penipu, kecil kemungkinan bisa dikembalikan. Bank mungkin tak bisa membatalkan transfer. Namun, jika informasi kartu kredit dicuri, Anda bisa meminta pembatalan transaksi lewat card issuer.
Bagaimana Penipu Mencoba Menipu Anda Lagi?
Pelaku umumnya menggunakan taktik serupa:
1. Menyamar Sebagai Pihak Berwenang
Disebut juga imposter scam, penipu berpura-pura sebagai agen FBI, petugas FTC, atau hakim.
"Orang—terutama lansia—dibesarkan untuk menghormati otoritas," kata Gary MacNamara, mantan Kepala Polisi Fairfield.
2. Memanfaatkan Ketakutan
"Kontak dari FBI atau polisi akan menimbulkan ketakutan," ujar MacNamara. Ini memudahkan mereka memanipulasi korban.
3. Mengetahui Keputusasaan Anda
Jika baru kehilangan uang, penipu memanfaatkan rasa panik dan malu.
"Mereka bermain dengan urgensi dan isolasi korban," tambah MacNamara. Beberapa lansia takut keluarga memasukkannya ke panti jompo jika tahu mereka tertipu.
Cara Memastikan Anda Tak Berurusan dengan Penipu
Penipu semakin mahir menyamar sebagai instansi resmi.
"FBI tidak menjamin pengembalian uang atau meminta bayaran untuk itu," tegas Tracey Jenkins, mantan agen FBI.
Jika "agen" mengklaim sebaliknya, waspadalah. Selalu verifikasi melalui nomor resmi—bukan yang diberikan penipu.
Mengapa Risiko Tertipu Lagi Meningkat?
Alasannya sederhana: "Karena di situlah uangnya." Kutipan ini sering dikaitkan dengan perampok bank Willie Sutton (meski sebenarnya dibuat wartawan).
Penipu menyebut target korban berulang sebagai "reloading".
"Mereka memanfaatkan pengalaman korban untuk menipu lagi dengan dalih berbeda," jelas Jenkins. Seringkali, dalihnya adalah "menawarkan bantuan".