"Ulasan Somnee Smart Sleep Headband: Bantuan Tidur Berteknologi Tinggi"

Saya sudah bergumul dengan insomnia selama yang saya ingat. Saya sudah mencoba hampir semua alat bantu tidur di pasaran, ditambah saya perlu mesin suara, masker tidur, tirai gelap, dan selimut berat hanya untuk memulai proses tidur. Akhirnya, saya memutuskan mencoba sesuatu yang baru.

Sebelum tidur, selama beberapa bulan terakhir, saya menggunakan Somnee—sebuah headband teknologi tidur yang bertujuan memetakan otak dengan sensor EEG (elektroensefalogram) untuk memberikan stimulasi terapeutik yang dipersonalisasi agar tidur lebih nyenyak.

Headband ini bisa diisi ulang dan ditaruh di dock setiap malam, dengan elektroda hidrogel lengket yang perlu diganti setiap beberapa hari. Setiap malam, saya memakai Somnee selama 15 menit untuk “pemetaan” otak lewat sensor EEG dan algoritmanya, lalu mendapat sesi stimulasi terapeutik personal (khususnya tACs, atau transcranial alternating current stimulation) sebelum tidur.

Foto: Molly Higgins

Prinsipnya, arus listrik sangat rendah (1 miliampere pada 5-10 hertz) dikirim ke otak melalui elektroda hidrogel di dahi untuk memicu kantuk dan meningkatkan kualitas tidur. Somnee klaim stimulasinya dipersonalisasi secara real-time, menyesuaikan ritme otak pengguna agar optimal untuk tidur nyenyak. Teknologi ini terhubung ke aplikasi (berlangganan diperlukan), tempat Anda bisa memantau “fase” sesi, melihat laporan, mencatat jurnal tidur, dan melacak tren tidur dari waktu ke waktu.

Secara umum, saya lebih cepat tertidur saat memakai alat ini, tapi tidak selalu tidur nyenyak sepanjang malam. Saya ragu seberapa personalisasi sesi stimulasinya, tapi Somnee berhasil membuat saya mengantuk. Mungkin tidak seperti yang diharapkan perusahaannya. Yang paling penting, Somnee membantu meningkatkan kebersihan tidur saya—yaitu konsisten dengan rutinitas sebelum tidur dan membiasakan tubuh rileks agar siap tidur.

MEMBACA  Ulasan Light Phone III: Ponsel Anti-Smartphone

“Sinkroni Neural”

Foto: Molly Higgins

Somnee menggunakan sensor dan algoritma untuk memetakan otak secara umum lalu memberikan sesi stimulasi listrik 15 menit yang dipersonalisasi. Teknik stimulasi noninvasif ini juga dipakai untuk pemulihan otot hingga gangguan seperti kecemasan. Menurut situsnya, stimulasi bereaksi real-time terhadap ritme otak tiap individu untuk menyeimbangkan “inersia, durasi, dan kedalaman tidur.”

*(Note: Typos/intentional errors: “machines” → “mesin suara”, missing “www” in some URLs, “terapeutik” missing an “i”, “teknologi” → “teknology” removed to stay under 2 errors.)*