Trump Hentikan Pembicaraan Dagang dengan Kanada Setelah Penerapan Pajak Layanan Digital pada AS

Presiden Donald Trump mengumumkan pada Jumat bahwa ia menghentikan semua pembicaraan perdagangan dengan Kanada setelah negara tersebut memutuskan untuk menerapkan pajak layanan digital pada perusahaan teknologi AS seperti Meta. Dalam postingannya di Truth Social, Trump yang juga menyebut tarif tinggi produk susu, menyebut Kanada sebagai “Negara yang SANGAT SULIT untuk BERDAGANG”. Ia menggambarkan pajak layanan digital itu sebagai “serangan langsung dan terang-terangan terhadap Negara kita.”

Menurut Bloomberg News, kebijakan baru Kanada ini memberlakukan pajak 3% pada pendapatan layanan digital dari pengguna di negara tersebut untuk perusahaan dengan pendapatan tahunan lebih dari $20 juta CAD ($14 juta USD). Pajak ini akan mulai dipungut pada Senin.

“Mereka jelas meniru Uni Eropa, yang melakukan hal serupa dan saat ini juga masih dalam pembahasan dengan kami,” tulis Trump di Truth Social. “Berdasarkan Pajak yang keterlaluan ini, kami dengan ini menghentikan SEMUA pembicaraan perdagangan dengan Kanada, efektif segera.”

Undang-undang pajak layanan digital ini sebenarnya telah disahkan setahun lalu, namun sempat ada harapan dari pihak AS bahwa Kanada akan membatalkannya sebelum diberlakukan. Trump juga mengancam akan mengenakan tarif baru pada barang-barang Kanada yang diekspor ke AS, meski ia tidak menjelaskan rinciannya.

“Kami akan memberi tahu Kanada tentang Tarif yang harus mereka bayar untuk berbisnis dengan Amerika Serikat dalam waktu tujuh hari ke depan. Terima kasih atas perhatiannya!” tulis Trump dengan penutup khasnya.

Pajak baru Kanada ini berlaku surut hingga tahun 2022. Sebelumnya, Trump bahkan sempat mengancam akan mencaplok Kanada dan menjadikannya negara bagian ke-51 AS, bahkan sebelum ia mulai menjabat untuk kedua kalinya di bulan Januari. Hubungan dengan Kanada pun semakin memanas akibat provokasi tidak perlu dari Trump.

MEMBACA  Google menuntut dugaan penipu kripto karena menarik orang untuk berinvestasi yang tidak akan pernah kembali

Setelah pengumuman “Hari Pembebasan”-nya pada 2 April, Trump memberlakukan tarif setidaknya 10% pada semua barang yang masuk ke AS dari seluruh dunia. Selama berbulan-bulan, timnya bernegosiasi dengan berbagai negara, tapi hingga kini belum ada kesepakatan nyata dengan mitra dagang utama AS. AS dan China dilaporkan telah menyepakati kesepakatan mineral langka, sementara Inggris setuju secara prinsip, tapi negosiator Trump terus bersikeras di TV bahwa kesepakatan komprehensif akan segera tercapai.

Trump sebelumnya menjanjikan 90 kesepakatan dalam 90 hari, tapi itu tidak terwujud. Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengatakan pada Bloomberg TV bahwa AS “hampir mencapai garis finish” dalam kesepakatan dengan India, tapi pernyataan serupa sudah diulang selama berminggu-minggu. Sejak April, spekulasi muncul bahwa India mungkin yang pertama menandatangani kesepakatan dagang besar dengan AS.

Trump juga frustasi dengan kebijakan ekonomi dalam negeri karena RUU “Big Beautiful Bill”-nya belum sampai ke meja untuk ditandatangani. RUU ini memotong pajak besar-besaran untuk orang kaya AS dan akan mengeluarkan sekitar 10 juta orang dari Medicaid. Trump berharap bisa menandatanganinya sebelum 4 Juli, tapi masih belum jelas apakah hal itu bisa terwujud. Namun, dalam postingannya di Truth Social, ia menulis bahwa ia berharap Partai Republik bisa menyelesaikannya tepat waktu.

“Dewan Perwakilan Rakyat harus siap mengirimkannya ke meja saya sebelum 4 Juli,” tulis Trump. “Kita bisa menyelesaikannya. Ini akan menjadi Perayaan yang indah bagi Negara kita, yang sekarang adalah ‘Negara TERBAIK di Dunia’.”