Nebula Cincin adalah ikon ruang angkasa yang terkenal berbentuk seperti donat, terletak sekitar 2.500 tahun cahaya jauhnya di rasi bintang Lyra.
Tapi astronom menduga nebula ini menyimpan rahasia yang hanya bisa diungkap oleh Teleskop Luar Angkasa James Webb, proyek gabungan NASA dan badan antariksa Eropa serta Kanada. Dengan instrumen MIRI yang sensitif terhadap inframerah, ilmuwan berhasil melihat jelas bintang kecil tapi sangat panas di pusatnya.
Inti yang mengerut itu—katai putih—adalah sisa-sisa bintang yang sedang sekarat setelah melepaskan lapisan terluarnya. Ketika peneliti memperbesar, mereka terkejut menemukan piringan debu mengelilingi bintang itu, mirip dengan yang ditemukan di sekitar bintang muda yang sedang aktif membentuk planet. Seperti melihat nenek berusia 80 tahun yang sedang hamil di panti jompo.
Ini baru kali kedua ilmuwan mengamati piringan seperti itu di sekitar bintang yang menjelang ajal. Meski tak bisa melihat planet-planet bayi dalam gambar nebula, mereka kini bertanya-tanya apakah lingkungan ini bisa memicu terbentuknya generasi kedua planet, jauh setelah planet-planet awal terbentuk di sekitar bintang.
Temuan yang dipublikasikan di The Astrophysical Journal ini “memunculkan pertanyaan tentang sifat, pembentukan, umur panjang, dan kemungkinan fase kedua pembentukan planet,” tulis para penulis.
Berbeda dengan bintang raksasa yang meledak jadi supernova dan runtuh jadi lubang hitam, bintang ukuran sedang seperti matahari kita perlahan kehabisan bahan bakar nuklir dan mengalami kematian lebih lama. Bintang-bintang ini akhirnya berubah jadi nebula planet—istilah yang membingungkan karena sebenarnya tak ada hubunganya dengan planet.
Di Bima Sakti, ilmuwan telah menemukan ribuan nebula planet, termasuk Nebula Cincin (NGC 6720 atau Messier 57). Dengan Webb, peneliti bisa melihat awan debu padat mengelilingi katai putih di pusatnya.
“Struktur ini biasanya terlihat sebagai piringan kaya gas dan debu di sekitar bintang muda yang sedang membentuk planet,” tulis para penulis. “Anehnya, piringan debu muncul lagi saat bintang-bintang ini mencapai akhir hidupnya.”
Fenomena langka ini sebelumnya pernah diamati saat astronom mempelajari Nebula Cincin Selatan dengan Webb. Karl Gordon dari Space Telescope Science Institute di Baltimore mengaku terkejut melihat sumber sebenarnya nebula tersebut.
“Kami tahu ini bintang biner, tapi sebelumnya tak bisa melihat bintang yang menghasilkan nebula,” katanya dalam konferensi pers 2022. “Tapi sekarang dengan MIRI, bintang ini terlihat merah karena dikelilingi debu.”
Menurut studi terbaru, awan debu di sekitar Nebula Cincin terdiri dari butiran silikat amorf—bahan mirip kaca—yang ukurannya mungkin lebih kecil dari seperseribu ketebalan rambut manusia. Awan ini membentang ribuan kali lebih lebar dari jarak Bumi-Matahari.
Peneliti juga menemukan sesuatu menarik di pusat nebula: kecerlangan katai putih terus berubah. Ini mungkin pertanda ada bintang lain di dekatnya, mungkin katai merah yang kecil tapi aktif. Meski belum terlihat langsung, keberadaannya bisa disimpulkan dari pola di nebula.
Studi ini bisa membenarkan temuan sebelumnya yang menyebut bintang ini punya dua pendamping—satu di pinggiran sistem dan satu lagi di dekatnya. Bintang dekat ini mungkin menjelaskan bentuk aneh nebula yang dipenuhi lengkungan dan cincin.
Teleskop Luar Angkasa James Webb memberikan pandangan jelas katai putih di pusat Nebula Cincin (gambar kiri). Kredit: NASA / ESA / CSA / Raghvendra Sahai et al.
Teleskop James Webb menemukan piringan debu mengelilingi katai putih di Nebula Cincin. Kredit: NASA GSFC / CIL / Adriana Manrique Gutierrez
Mashable Light Speed