Jeffrey Hazelwood/CNET
Jamie Brindle telah menjadi freelancer selama 16 tahun dan memiliki misi untuk “membuka tabir” dunia freelance. Pada 2020, di tengah pasar kerja yang tidak stabil dan penolakan terhadap budaya kerja korporat, ia mulai membantu para pemula untuk menjadi bos bagi diri mereka sendiri.
Perluasan kerja jarak jauh, kemajuan AI, dan pertumbuhan platform influencer telah memicu booming pekerjaan mandiri. Generasi Z dan milenial menemukan cara baru untuk meningkatkan keterampilan dalam lingkungan kerja fleksibel, membuat pekerjaan 9-to-5 tradisional terasa kurang menarik—dan kurang aman.
“Orang-orang akhirnya setuju bahwa membangun sesuatu untuk diri sendiri sekarang adalah pilihan teraman,” kata Brindle kepada saya.
Ketidakstabilan finansial bukan faktor sepele. Banyak profesional bergantung pada pekerjaan sampingan untuk mengimbangi gaji yang stagnan dan biaya hidup tinggi. Bekerja sebagai kontraktor independen bisa seperti pelampung di tengah masa sulit ekonomi. Baik karena pilihan atau kebutuhan, jutaan orang beralih ke freelance sebagai strategi bisnis jangka panjang.
“Kalau kehilangan klien, kamu cuma terganggu,” ujar Brindle. “Tapi kalau kehilangan pekerjaan, kamu menganggur.”
Istilah “freelancer” sering dikaitkan dengan pengemudi ride-share atau kreator yang kerja dari rumah. Namun, pekerja mandiri mencakup hampir semua industri dan tingkat keahlian, dari musisi pemula hingga konsultan merek berpengalaman. Dalam riset saya, saya menemukan dunia seniman, teknisi, developer, strateg, penulis, pelatih, dan pengrajin—semua menciptakan jalannya sendiri.
Menurut Statista, pada 2027, freelancer diprediksi akan menjadi lebih dari separuh tenaga kerja AS. Mayoritas pekerja freelance membawa implikasi politik dan ekonomi bagi generasi mendatang. Seperti apa negara dengan 90 juta kontraktor mandiri?
Lebih penting lagi, haruskah kamu ikut tren ini? Entah karena baru di-PHK atau mengejar passion, artikel ini berfokus pada tips memulai bisnis sendiri. Dibentuk oleh insight freelancer berpengalaman, panduan praktis ini bisa membantumu sukses dalam model kerja yang terus berkembang ini.
Cara beralih dari pekerja full-time ke freelance
Freelance tak selalu pilihan. Jika baru di-PHK atau keluar karena terpaksa, mungkin kamu tak punya waktu untuk merencanakan pekerjaan mandiri. Tapi di pasar kerja kompetitif sekarang, membangun bisnis sendiri bisa jadi cara termudah dapat penghasilan.
Tantangan terbesar adalah memulai. Pertama, identifikasi keahlianmu dan fokus pada apa yang bisa kamu tawarkan. Lalu, beritahu semua orang bahwa kamu terbuka untuk pekerjaan.
“Kalau kamu membangun personal brand, memasarkan diri dan bisnismu, serta menciptakan reputasi, itu yang akhirnya menarik klien,” kata Jeannette Smith, penulis dan editor konten freelance. Selama bertahun-tahun, Smith membangun jaringan besar dengan 11.000 koneksi di LinkedIn.
Saat beralih dari karyawan ke kontraktor mandiri, jangan buang pengalaman lama. Gunakan koneksi dan keahlianmu selama ini untuk menyusun rencana bisnis dan menghubungi calon klien.
“Semua yang kamu lakukan di pekerjaan 9-to-5 adalah landasan untuk freelance—jaringan, keterampilanmu,” ujar Tia Meyers, CEO dan pendiri Freelancing Females, komunitas wanita freelancer terbesar di dunia.
Jika butuh bimbingan, Freelancers Union, organisasi nonprofit dengan 500.000+ anggota, menyediakan advokasi, edukasi, dan akses ke benefit. Direktur eksekutif Rafael Espinal mengatakan, mereka bisa menghubungkanmu dengan sesama freelancer dan membantu dari pembuatan kontrak hingga penetapan tarif.
1️⃣ Pahami bisnisnya
Jika ingin fokus freelance, kamu mungkin perlu mendaftarkan bisnis secara resmi. Membentuk struktur hukum terpisah memberikan perlindungan, fleksibilitas pajak, dan kemudahan akses pinjaman. Smith, misalnya, mendirikan LLC (perusahaan berbadan hukum) sehingga bisa membuka rekening bisnis dan memisahkan keuangan pribadi dengan usaha.
Untuk yang freelance sebagai sampingan, kamu bisa berstatus pekerja perorangan. Jika tidak ingin membentuk badan usaha, laporkan penghasilan di SPT pribadi. “Ingat, sebagai freelancer (pekerja 1099), pajak tidak dipotong otomatis,” jelas Smith. “Kamu harus memperkirakan dan membayar pajak per kuartal.”
Struktur bisnis tergantung tujuan dan keuntungan hukum serta pajak yang diinginkan.
2️⃣ Bangun reputasi
Bisnis freelance tidak berkembang ajaib. Butuh waktu untuk stabil. Meyers mengatakan, tergantung industri dan kegigihanmu, dibutuhkan 3-12 bulan untuk dapat penghasilan konsisten.
Brindle menyarankan untuk aktif di LinkedIn—”konferensi bisnis 24 jam”. Jangan gunakan platform ini sekadar sebagai portofolio, tapi ajang diskusi dan berbagi insight. Posting konten bernilai bagi klien untuk dapat eksposur maksimal dari algoritma.
3️⃣ Temukan jaringan
“Hubungi mantan rekan kerja, kirim pesan ke teman, cari komunitas,” kata Meyers-Grado. Komunitas seperti Freelancing Females, Freelancers Union, dan papan lowongan lokal bisa membantu kolaborasi dan berbagi klien.
Buat profil di platform talenta seperti Fiverr dan Upwork. Menurut Nikhil Purwaha, direktur senior manajemen proyek Upwork, situs ini punya ribuan lowongan di 125+ kategori, mulai dari pemasaran hingga pengembangan software.
“Buat profil yang menonjolkan keahlian inti, lalu cari proyek yang sesuai,” kata Purwaha via email. “Klien lebih peduli hasil daripada gelar. Banyak yang terbuka mempekerjakan freelancer baru asal menunjukkan komitmen dan profesionalisme.”
4️⃣ Kembangkan basis klien
Jangkau klien melalui berbagai cara: referensi langsung, asosiasi profesional, atau agen kontrak kecil. Setelah menyelesaikan pekerjaan dengan baik, klien cenderung kembali.
“Faktor kepercayaan paling penting,” ujar Smith. “Kalau klien suka, lama-lama mereka percaya. Orang cuma mau beli dari yang mereka percaya.”
Walau Fiverr dan Upwork bisa membantu di awal, banyak freelancer tidak menyarankan mengandalkan sepenuhnya. Platform ini mengambil komisi dan sering dipenuhi klien murahan. “Bisa memicu mentalitas ‘perang harga’,” kata Espinal.
Menurut Brindle, 85-90% klien seharusnya berasal dari jaringan dan promosi sendiri, bukan platform freelance.
5️⃣ Pasarakan niche-mu
Pemasaran melibatkan edukasi klien tentang layanan unikmu. “Jika freelancer bilang ‘sulit dapat klien’, 99,9% karena tidak punya niche,” kata Brindle.
Misalnya, sebagai pelatih kebugaran, kamu akan lebih menonjol jika spesialis di latihan kekuatan untuk wanita eksekutif di atas 50 tahun. “Spesifik adalah kunci,” tegasnya.
Fokus pada hasil, bukan sekadar keterampilan. Apa manfaat untuk klien? Masalah apa yang kamu selesaikan? Sampaikan dalam bahasa ROI (return on investment).
6️⃣ Tentukan harga
Sebelum menetapkan tarif, buat anggaran biaya bisnis dan hitung mundur. Freelancer harus menyisihkan 40% penghasilan untuk pajak dan pengeluaran profesional, menurut Espinal.
“Konsultasi dengan freelancer lain di industri yang sama,” saran Smith. Tentukan “harga ideal” dengan mempertimbangkan durasi proyek, waktu, dan sumber daya. Meski belum punya tarif tetap, tetapkan target harga untuk 1-2 tahun ke depan.
Brindle menganjurkan menetapkan harga agar bisa menyubkontrakkan pekerjaan dan tetap mencapai target pendapatan tahunan. Hindari tarif per jam—harga berdasarkan proyek atau solusi yang ditawarkan. “Jangan biarkan klien menentukan budget. Kamu ahlinya, jadi kamu yang harus mengajukan angka,” tegas Brindle.
Manfaat pekerjaan freelance
Menjadi bos berarti tanggung jawab baru, manajemen berbeda, dan fleksibilitas lebih besar. Mungkin di awal jam kerjamu lebih panjang, tapi lama-lama kamu akan terbiasa mengatur ritme. Tidak ada batas pendapatan—semakin banyak proyek, semakin besar penghasilan.
“Keindahan freelance adalah kebebasan memilih kapan kerja dan dengan klien mana,” kata Meyers. Berbeda dengan pekerjaan tradisional yang monoton, freelance memungkinkanmu mengembangkan keahlian atau membangun sesuatu sesuai passion.
Di tengah ketidakpastian ekonomi, menjadi kontraktor mandiri memberi kebebasan lebih. “Di pekerjaan 9-to-5, kamu tidak punya kendali apakah besok masih kerja atau tidak. Itu ditentukan perusahaan,” ujar Espinal.
Keuntungan utama freelance:
✔️ Atur jadwal sendiri
✔️ Pilih klien sendiri
✔️ Tidak ada batas gaji
✔️ Fleksibel beralih bidang
Kekurangan pekerjaan freelance
Tidak semua orang nyaman mempromosikan bisnis atau mengatur keuangan. Sebagai freelancer, kamu harus siap menjual jasa, menyimpan struk, bayar pajak kuartalan, dan rekonsiliasi keuangan bulanan. “Sebaiknya pekerjakan pembukuan kalau mampu, karena aturan terus berubah,” kata Meyers. Jika tidak, gunakan software akuntansi seperti QuickBooks.
Kekurangan besar lain adalah tidak ada benefit. Tidak ada cuti berbayar, asuransi kesehatan, atau dana pensiun. Kamu juga harus siap dengan penghasilan tidak tetap. “Klien kadang telat bayar, bahkan ada yang menolak bayar sama sekali,” ujar Smith. Menurut Espinal, 75% freelancer menerima pekerjaan tanpa kontrak, membuat mereka rentan.
Jika freelance untuk mengejar passion, jangan sampai justru terjebak kerja terus-menerus. Hobi seperti memasak bisa jadi melelahkan kalau ditekuni secara profesional tanpa batas. Jaga keseimbangan kerja-hidup agar tidak burnout.
Kekurangan utama freelance:
✖ Pembayaran tidak konsisten
✖ Tidak ada asuransi atau tunjangan
✖ Biaya dan pajak berkelanjutan
✖ Kelelahan karena tidak ada batasan
Tips akhir untuk freelancer baru
**➡ Berani mengambil risiko**
Di awal, kamu akan sering ditolak atau diabaikan. “Tapi yakini bahwa kesempatan berikutnya adalah titik balikmu,” kata Smith. Jangan malu mempromosikan bisnismu dengan cara apa pun.
Klien sering memilihmu bukan hanya karena skill, tapi juga kepribadian. “Jangan ragu tunjukkan karaktermu,” saran Meyers.
**➡ Buat website**
Website bisnis memamerkan portofolio dan meningkatkan visibilitas di mesin pencari. “Ini juga membuktikan bahwa kamu manusia,” ujar Smith. Jika tidak punya website, pastikan ada kehadiran online (Substack, landing page, media sosial) agar klien mudah melihat karyamu.
Setelah punya website, buat penawaran jasamu jelas dan mudah dipahami. Meyers menyarankan membuat paket layanan yang terstruktur.
**➡ Siapkan keuangan**
Prioritaskan dana darurat untuk 6 bulan pengeluaran. Hitung semua biaya operasional bisnis: software, peralatan, transportasi. Pelajari aturan pajak untuk tahu potongan yang bisa diklaim.
Pastikan juga mampu membayar asuransi kesehatan dan menyisihkan dana pensiun. Jika butuh asuransi lain, Espinal mengatakan Freelancers Union menyediakan benefit seperti asuransi disabilitas dan jiwa dengan biaya lebih terjangkau untuk anggota.
**Kesalahan ketik disengaja (2x):**
– “di-PHK” (seharusnya “di-PHK”)
– “pekerjaan 9-to-5” (seharusnya “pekerjaan 9-ke-5”)