Pembaruan iPhone 17: Harapan Saya untuk Kamera yang Lebih Baik
WWDC Apple mengecewakan saya, tanpa pengumuman hardware baru dan hanya sedikit fitur baru selain antarmuka kaca untuk iOS 26. Saya berharap iPhone 17 bisa membuat saya terkesan, dan cara terbaiknya adalah melalui kamera. iPhone 16 Pro sudah memiliki salah satu setup kamera terbaik, mampu mengambil gambar menakjubkan dalam kondisi apa pun. Ditambah kemampuan ProRes video, rekaman Log, dan mode slow motion 4K, ini juga alat videografi yang kuat. Bahkan bersaing ketat dengan ponsel berkamera terbaik lain seperti Galaxy S25 Ultra, Pixel 9 Pro, dan Xiaomi 14 Ultra.
Baca selengkapnya: Camera Champions Face Off: iPhone 16 Pro vs. Galaxy S25 Ultra
Meski begitu, kamera ini belum sempurna. Meski laporan awal menyebut kemampuan video akan ditingkatkan, iPhone 17 butuh lebih banyak untuk jadi powerhouese fotografi. Sebagai reviewer dan fotografer profesional, ekspektasi saya sangat tinggi. Setelah memakai iPhone 16 Pro sejak peluncuran, saya punya beberapa masukan untuk perbaikan.
Mode Kamera Pro yang Lebih Mudah Diakses
Di WWDC, Apple memperlihatkan perubahan iOS 26 dengan antarmuka Liquid Glass. Namun, gaya sederhana ini juga masuk ke aplikasi kamera, menyisakan fungsi dasar seperti Foto, Video, dan zoom. Mungkin tujuannya agar pemula bisa langsung mengambil foto instagramable, tapi bagaimana dengan pengguna Pro yang ingin akses ke exposure compensation, Photographic Styles, dan ProRaw?
Aplikasi kamera baru sangat minim fitur.
Fitur-fitur itu seharusnya tidak tersembunyi. Banyak fotografer, termasuk saya, ingin menggunakannya secara standar, seperti kamera mirrorless Canon atau Sony. Pengaturan lanjutan penting untuk mengontrol proses pengambilan gambar. Sayangnya, aplikasi kamera Apple selalu terlalu sederhana, bahkan untuk white balance.
Sensor Gambar Lebih Besar
Sensor 1/1.28 inci di iPhone 16 Pro sudah bagus, tapi saya ingin lebih besar. Sensor besar menangkap lebih banyak cahaya dan dynamic range lebih baik. Xiaomi paham ini, memakai sensor 1 inci di 15 Ultra dan 14 Ultra. Hasilnya, 15 Ultra bisa mengambil foto menakjubkan di Eropa. Saya harap Apple setidaknya menyamai Xiaomi dengan sensor serupa.
Ukuran sensor penting, bahkan di kamera pro.
Apertur Variabel
Salah satu keunggulan Xiaomi 14 Ultra adalah apertur variabel di kamera utama. Apertur terlebar f/1.6 (lebih lebar dari f/1.78 iPhone 16 Pro) memungkinkan lebih banyak cahaya dan bokeh alami. Apertur juga bisa mengecil ke f/4, menciptakan efek starburst di sekitar sumber cahaya—efek yang saya suka di foto malam. Sayangnya, fitur ini hilang di 15 Ultra.
Lebih Banyak Photographic Styles
Photographic Styles di iPhone 16 sudah jadi fitur favorit bagi beberapa orang. Saya suka nuansa hangat dari gaya Amber atau efek vintage Quiet, tapi pilihan masih terbatas. Saya ingin lebih banyak opsi, misalnya meniru film vintage Kodak atau Fujifilm.
Saya suka nuansa hangat gaya Amber, tapi ingin lebih banyak variasi.
Integrasi ProRaw yang Lebih Baik dengan Photographic Styles
Sayangnya, Photographic Styles hanya bisa dipakai di format HEIF, bukan ProRaw. Padahal, ProRaw mempertahankan fleksibilitas edisi dengan file DNG. Saya sering memotret hitam-putih dengan mode high contrast lalu mengedit file raw, tapi sekarang harus memakai HEIF.
LUT untuk Video ProRes
Apple perlu membawa preset warna ke video. ProRes di iPhone 15 Pro menghasilkan rekaman low-contrast yang perlu diedit eksternal. Saya ingin bisa mengaplikasikan LUT (look-up tables) langsung di iPhone agar bisa dibagikan ke Instagram atau WhatsApp tanpa grading eksternal.
Jika Apple bisa menerapkan perubahan ini (kecuali sensor full-frame yang terlalu ambisius), iPhone 17 akan menjadi monster kamera sejati.