RUU PENGGEMAR: Langkah Konkret Atasi Mahalnya Tiket dan Maraknya Calo

Partai Demokrat Wisconsin telah memperkenalkan sebuah rancangan undang-undang yang bertujuan untuk menindak harga tiket yang melambung tinggi, dan tentu saja, mereka menamai undang-undang tersebut sebagai penghormatan kepada Taylor Swift.

RUU yang secara resmi disebut undang-undang "Stop Wildly Inflated Fees and Ticketing Industry Exploitation" ini diajukan awal pekan ini, tak lama sebelum perilisan album baru Swift yang agak memecah belah, The Life of a Showgirl. Legislasi ini akan memberlakukan "persyaratan bagi penjual dan penjual kembali mengenai pengungkapan harga, pengembalian dana, dan transferabilitas tiket, bersama dengan aturan untuk memperoleh dan mengiklankan tiket untuk dijual kembali," seperti yang dilaporkan Milwaukee Journal Sentinel.

"Acara langsung adalah salah satu kebahagiaan besar dalam hidup. Jika Anda seorang penggemar, Anda berhak untuk pergi melihat artis atau acara olahraga favorit Anda tanpa dieksploitasi oleh pedagang tiket nakal, bot farms pihak ketiga yang mendongkrak harga, dan praktik lain yang mengeksploitasi penggemar, tempat, serta artis," ujar Senator Negara Bagian Wisconsin, Kelda Roys — anggota parlemen yang mengajukan RUU tersebut, dalam sebuah Instagram Reel.

Roys menyebutkan betapa mahalnya tur terakhir Swift bagi para penggemar. Namun, jika Anda bertanya kepada pimpinan Ticketmaster, harga tiket konser sebenarnya terlalu murah.

Sebagaimana yang telah kami laporkan di Mashable, CEO LiveNation/Ticketmaster Michael Rapino mengatakan, "Konser itu underpriced dan sudah lama seperti itu."

Rapino berargumen bahwa harga tiket olahraga sebenarnya bisa lebih mahal. Tetapi, seorang penggemar biasa dari musisi besar manapun tahu betapa mahalnya konser-konser tersebut.

Topik
Musik
Taylor Swift

MEMBACA  Konglomerat Properti Rp600 Triliun Meminta Putranya Meraih Gelar MBA, Bekerja di Tempat Lain, dan Meniti Karier Selama 13 Tahun untuk Membuktikan Bukan Hasil Nepotisme