Fuentes memindahkan acaranya ke platform khusus bernama Cozy TV yang dia bangun bekerjasama dengan Alex Jones. Belakangan ini, dia menemukan rumah yang nyaman di Rumble, platform media alternatif yang juga menjadi tuan rumah podcast Donald Trump Jr. dan telah didukung secara finansial oleh Peter Thiel dan dana ventura yang didirikan bersama oleh Wakil Presiden JD Vance.
Meskipun ditangguhkan dari sebagian besar platform media sosial besar, tahun lalu Fuentes dipulihkan di X oleh Musk, yang menulis bahwa dia boleh tetap di platform itu “asalkan tidak melanggar hukum, dan biarkan dia dihantam oleh komentar dan Catatan Komunitas.”
Alih-alih dihancurkan, jumlah pengikut Fuentes justru melonjak drastis dari 168.000 pada saat akunnya dipulihkan pada Mei 2024, menjadi hampir 925.000 saat ini.
“Kami Ingin Mereka Sama Sekali Tak Tahu”
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Eric Orwoll, salah satu pendiri komunitas khusus kulit putih di Arkansas, Fuentes mengeluh bahwa meskipun banyak yang telah terjadi sejak Trump berkuasa, sangat sedikit kelompok yang beroperasi saat ini di ranah “pro-kulit putih.”
Dia menyebutkan konferensi American Renaissance milik nasionalis kulit putih Jared Taylor, dan VDare, sebuah kelompok nasionalis kulit putih yang didirikan pada 1999 oleh Peter Brimelow yang telah ditetapkan sebagai kelompok kebencian oleh Southern Poverty Law Center. Fuentes juga menyebut acaranya sendiri, dan majalah Culture Wars yang antisemit.
Tapi Fuentes percaya bahwa dia dan pasukan Groyper dapat mengubah hal itu.
Terlepas dari pengaruhnya yang semakin besar dalam Partai Republik dan pemerintahan Trump, serta dukungan yang meningkat pesat di kalangan pria kulit putih muda di Amerika, Fuentes berulang kali mengatakan bahwa agar gerakannya dapat memberikan dampak, mereka perlu beroperasi di bawah bayang-bayang.
“Tidak ada rapat umum, tidak ada protes, kita tidak perlu menunjukkan kepada semua orang berapa banyak jumlah kita karena begitu kita melakukannya, mereka akan mengidentifikasi, mengisolasi, dan menghancurkan kita,” kata Fuentes dalam siaran langsung baru-baru ini. “Kami ingin mereka sama sekali tidak tahu berapa banyak Groyper, di mana mereka berada, siapa mereka. Kami ingin mereka benar-benar dalam kegelapan.”
Fuentes mengatakan bahwa dia terus-menerus bepergian keliling negara untuk bertemu dengan pendukungnya, yang telah mendirikan berbagai kelompok dan organisasi di seluruh negeri—mulai dari kelompok kampus hingga klub buku, semuanya didirikan atas dasar doktrin rasis dan antisemit yang dia khotbahkan dalam siaran langsungnya.
Dia menggambarkan gerakannya sebagai “startup teknologi” dan “sebuah tambal sulam yang pada akhirnya akan kita rajut bersama … seiring waktu,” menambahkan bahwa dia memandang komunitas khusus kulit putih Orwoll di Arkansas sebagai bagian dari jaringan itu.
“Sudah pasti ada Groyper dalam pemerintahan, dan saya percaya [Fuentes] ketika dia mengatakan bahwa dia memiliki kontak dalam pemerintahan, termasuk mungkin yang cukup tinggi,” kata Hannah Gais, seorang peneliti ekstremisme di Southern Poverty Law Center.
Ada tanda-tanda bahwa tokoh-tokoh yang akrab dengan gerakan Fuentes memainkan peran dalam pemerintahan. Contohnya, kembali pada bulan Mei, Trump mencalonkan Paul Ingrassia—yang pada suatu titik diduga menginterogasi agen FBI karir tentang kesetiaan mereka kepada Trump, menurut gugatan hukum baru-baru ini—untuk mengepalai Kantor Penasihat Khusus. Ingrassia menghadiri rapat umum spontan pada Juni 2024 setelah Fuentes ditolak masuk ke konferensi Turning Point USA. Ingrassia kemudian mengaku tidak tahu siapa yang berbicara dalam rapat umum itu; namun, dia menulis postingan X pada saat itu yang mengutuk keputusan Turning Point USA mengusir Fuentes. Saat ini belum jelas apakah pemungutan suara untuk mengkonfirmasi penunjukan Ingrassia akan terjadi.