Misteri Botol Minum Okapa Seharga Rp 4,7 Juta

“Fungsinya buat apa sih?” tanya temanku saat kami duduk memandang silinder futuristik berwarna pink metalik yang terpajang di atas meja. “Cuma botol minum biasa,” jawabku.

“Nggak nyaring air? Nggak lacak seberapa banyak yang kamu minum?” tanyanya lagi. Aku cuma mengangkat bahu. “Enggak, tapi setidaknya keliatannya keren lah.” Temanku bertanya karena Okapa, sebuah merk dengan hanya satu produk, menjual botol andalannya seharga $295.

Sebagai perbandingan, sebagian besar botol air kelas premium biasanya harganya berkisar $50, atau mungkin $100-150 jika memiliki fitur-fitur mewah seperti lampu UV pembersih otomatis, filter bawaan, atau konektivitas aplikasi untuk memantau kebiasaan minum Anda. Ketika suatu merek mengenakan harga jauh lebih tinggi daripada harga pasar, biasanya hanya ada dua alasan: entah itu produk mewah yang dimaksudkan sebagai simbol status, atau produk tersebut memecahkan masalah konsumen yang belum berhasil diatasi oleh pesaing manapun.

Okapa mengklaim bisa melakukan keduanya. Bio Instagramnya menyebutkan “luxury hydration”, dan mereka merambah dunia fashion untuk mencari klien dengan berkolaborasi bersama desainer kecil untuk peragaan busana di New York Fashion Week. Namun, Okapa juga mengklaim bahwa botolnya mendefinisikan ulang standar higienitas dan ketahanan, dengan menggunakan material yang biasanya ditemukan dalam aplikasi medis dan dirgantara.

Memang, Okapa menyatakan bahwa mereka menghabiskan delapan tahun untuk R&D dan lebih dari 10.000 prototipe untuk mencapai “presisi tingkat mikron” pada botol mereka, dan dalam prosesnya telah mengamankan lebih dari 70 paten secara global. Ngomong-ngomong, jika Anda penasaran apa arti Okapa, atau asalnya dari mana, menurut perusahaan itu, rupanya, itu adalah sebuah pola pikir. “Kami menyebutnya ‘The State of Okapa’ di mana hal yang tak terpikirkan menjadi kenyataan,” begitulah bunyi *bumf* di situs webnya. Situs tersebut kemudian menambahkan bahwa botolnya sendiri adalah “sebuah prestasi teknikal rekayasa yang melampaui nalar.”

MEMBACA  Elon Musk Habiskan Berbulan-Bulan Memotong Kontrak Federal — Kini Perusahaan AI-nya Merayakan Kontrak $200 Juta dengan Pentagon dan Unit Baru untuk Bisnis Pemerintah

Tidak asing dengan pasar mewah, atau janji produk yang hiperbolis, pendiri Okapa Hardy Steinmann mengasah kemampuannya pada era 80-an dan 90-an dengan menangani pemasaran dan penjualan untuk merek jam tangan high-end Hublot di Amerika Serikat, sebelum kemudian meluncurkan ulang merek jam Hamilton dari Swatch Group secara global.

Bagaimanapun, apakah material medis dan dirgantara itu benar-benar membuat perbedaan pada sebuah botol air? Bisakah sebuah botol air sungguhan mendefinisikan ulang arti higienis? Saya mengujinya selama hampir dua bulan dan berbicara dengan seorang ahli toksikologi medis untuk mencari tahu.

Kesan Pertama

Bahkan sebelum saya memegang botolnya, saya sudah melihat situs webnya. Situsnya memiliki estetika video game retro dengan teks berpiksel dan transisi geser. Bahkan manual penggunanya diilustrasikan dengan gaya playful yang sama. Dan saya memang mudah tertarik pada perusahaan yang begitu serius dalam mendesain branding dan menciptakan *vibe* secara keseluruhan.

Saat saya membuka kotaknya, saya semakin yakin. Botol ini cantik sekali. Garis-garisnya bersih, pola titiknya mencolok, dan finishing-nya memiliki kilau matte lembut yang terlihat dan terasa mahal. Saya dapat varian warna pink-dan-kuning (“Peaches Copperwire”), tapi total ada delapan warna, dari yang hitam polos sampai merah menyala. Setiap warnanya punya nama yang terdengar lebih seperti karakter film sci-fi low-budget daripada sekadar nama warna, seperti “Redd Rumble” atau “Mitsi Pinku.”

Dengan desain yang begitu khas, akankah botol air mewah saya ini menimbulkan kecemburuan teman atau orang asing? Bisakah mereka menebak bahwa harganya sangat mahal? Saya membawa botol ini ke mana-mana: melintasi bandara, ke spa, ke acara kerja di New York City, dan di kereta-kereta di Eropa. Saya membawanya di tangan, mengayun-ayunkannya, berharap dapat pujian. Hasilnya nol.

MEMBACA  Lisa Gorman, dari keluarga L.L. Bean, membayar $1.5 juta dalam penyelidikan keracunan pohon di Maine

Pengalaman Pengujian

Botol air pada dasarnya adalah produk yang sederhana, jadi rekayasa dan detail pada botol Okapa ini mengejutkan saya. Pertama, minum darinya sangat memuaskan. Tutupnya terbuka dengan menekan sebuah tombol dan mengeluarkan suara “pop” kecil yang bersih saat tutup berpegas itu kembali terkunci. Membukanya dengan satu tangan berjalan lancar, dan ketika Anda memiringkan botol untuk meminum setetes terakhir, tutupnya tetap tertata rapat dan tidak terjatuh ke depan hingga membentur dahi Anda.

Bentuk mulut botolnya pas betul saat Anda menempelkan bibir, dan plastik Grilamid buatan Swiss terasa lebih lembut dan premium dibandingkan kebanyakan botol. Botol ini juga memiliki mekanisme pengunci yang bekerja sangat baik. Bahkan ketika saya lupa mengaktifkan mode terkunci, tutupnya tidak pernah terbuka sendiri di dalam tas. (Saya pernah merusak laptop karena botol Owala terbuka di tengah perjalanan, jadi saya sangat menghargai kunci yang dapat diandalkan.)