Amerika Serikat Pertimbangkan Fleksibilitas Pasukan dan Tingkatkan Belanja Pertahanan di Korea Selatan

Menteri Pertahanan Pete Hegseth menyatakan pasukan AS mungkin digunakan dalam konflik regional, namun prioritas utama tetaplah perlindungan dari Korea Utara.

Diterbitkan Pada 4 Nov 2025

Sekretaris Pertahanan Amerika Serikat telah mengunjungi Korea Selatan guna membahas aliansi militer kedua negara.

Dalam kunjungan yang termasuk lawatan ke zona demiliterisasi dengan Korea Utara, Pete Hegseth pada Selasa memuji rencana Seoul untuk meningkatkan belanja pertahanan dan mengkonfirmasi bahwa pasukan AS yang berbasis di Korea Selatan dapat digunakan untuk menghadapi ancaman regional.

Rekomendasi Cerita

Hegseth mengungkapkan bahwa 28.500 prajurit AS yang ditempatkan di Korea Selatan berpotensi dialihkan untuk konflik di luar semenanjung, termasuk yang melibatkan China. Kendati demikian, tujuan utama aliansi tetaplah menghadapi Korea Utara yang bersenjata nuklir.

“Tidak diragukan lagi bahwa fleksibilitas untuk kontijensi regional merupakan sesuatu yang akan kami pertimbangkan,” ujar Hegseth berdampingan dengan rekannya dari Korea Selatan, Ahn Gyu-back.

Pejabat AS telah memberi sinyal rencana untuk membuat pasukan mereka lebih luwes dalam menanggapi spektrum isu yang kian meluas, seperti membela Taiwan atau jangkauan militer China yang terus berkembang.

Korea Selatan, dengan 450.000 tentaranya, sebelumnya menolak gagasan perubahan peran pasukan AS. Namun, negara itu juga telah berupaya memperluas kapabilitas pertahanannya dengan tujuan mampu mengomandoi gabungan pasukan AS-Korea Selatan dalam keadaan perang.

Anggaran yang Meningkat

Hegseth menyatakan kedua negara masih merampungkan komuni bersama yang diharapkan dapat mengatasi biaya pertahanan, seraya menambahkan bahwa investasi militer lebih besar oleh Korea Selatan telah didiskusikan.

Dalam pidato parlementer pada Selasa, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung mengumumkan kenaikan signifikan dalam belanja pertahanan dan kecerdasan buatan (AI).

Lee menyatakan anggaran pertahanan tahun depan akan tumbuh 8,2 persen menjadi 66,3 triliun won ($46 miliar), merupakan kenaikan terbesar dalam enam tahun terakhir.

MEMBACA  Mengapa Fed dan ECB Tidak Lagi Sepaham

Negara itu juga akan melipattigakan pengeluaran untuk AI dengan alokasi 10,1 triliun won ($7 miliar) untuk memfasilitasi “transformasi besar yang bertujuan mendorong Korea Selatan masuk dalam jajaran tiga besar kekuatan AI dunia” bersama AS dan China.

Secara keseluruhan, rancangan anggaran tersebut berjumlah 728 triliun won ($510 miliar), meningkat 8,1 persen dari tahun ini.

Kedua pihak juga sepakat bahwa Korea Selatan akan melakukan perawatan dan perbaikan kapal-kapal AS, memungkinkan kapal tersebut tetap berada di wilayah tersebut dan siap jika diperlukan, kata Hegseth.

Pejabat AS itu juga menyiratkan bahwa Presiden Donald Trump akan mendukung rencana Korea Selatan untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir, meski ia enggan memberikan rincian lebih lanjut.

Korea Selatan telah menyatakan dapat meluncurkan kapal selam bertenaga nuklir pada pertengahan 2030-an jika disuplai bahan bakar dari AS.