Meta sedang bergabung dengan raksasa industri teknologi lainnya yang sedang merampingkan jumlah karyawan mereka, saat perusahaan ini memulai putaran pemotongan pekerjaan yang mencerminkan pergeseran prioritas ke arah kecerdasan buatan. Dalam memo internal yang dikirim kepada karyawan hari ini (10 Februari), Meta mengumumkan akan mulai memberitahu karyawan \”berkinerja rendah\” yang dipilih untuk di-PHK berdasarkan tinjauan manajer dan tingkat atrisi tahun sebelumnya. PHK ini akan mempengaruhi hampir 4.000 pekerja Meta di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia – karyawan AS diperkirakan akan terkena dampak terlebih dahulu.
Pada bulan Januari, chief executive Meta Mark Zuckerberg mengatakan perusahaan berencana untuk melakukan pemotongan lebih dari 5 persen dari total karyawan berdasarkan \”tahun yang intens\” yang diantisipasi untuk raksasa teknologi ini, menurut memo Workplace yang bocor. Pemimpin tersebut sebelumnya menjelaskan bahwa Meta sedang memperkuat fokusnya pada “tahun efisiensi” dan telah merombak divisi-divisi perusahaan untuk membebaskan sumber daya bagi dorongan AI dan AGI-nya. Menurut dokumen internal lainnya, Meta sedang mempercepat perekrutan insinyur pembelajaran mesin dan baru-baru ini memindahkan sebagian kepemimpinan perusahaan ke grup AI generatifnya.
“Mark menciptakan ketakutan. Dia menciptakan budaya di mana Anda harus setia padanya atau tidak,” kata seorang pekerja Meta yang enggan disebutkan namanya kepada Business Insider. “Pensensoran diri merajalela. Di sebuah perusahaan yang seharusnya didedikasikan untuk menghubungkan orang, sisi manusia dari pekerjaan kita menghilang, dan semua orang bertindak lebih seperti robot.” Zuckerberg baru-baru ini terlihat keluar dari Gedung Putih setelah mendukung secara terbuka Presiden Donald Trump. Beberapa minggu sebelum Trump menjabat, Meta mengumumkan bahwa mereka akan menghapus kebijakan DEI internal mereka dan mengubah kebijakan Hateful Conduct mereka.