Masih Mencari Pekerjaan? Inilah Aturan Baru dalam Mencari Kerja di Tahun 2025

Beban Emosional Mencari Kerja Itu Nyata
Jeffrey Hazelwood/CNET

Sejak di-PHK dari peran pemasaran teknologi bulan November lalu, Stephanie Wandell telah melamar ke ratusan lowongan. Hanya segelintir perekrut yang merespons, tanpa tawaran apa pun.

"Awalnya aku agak naif, berpikir bisa mengandalkan strategi biasa dengan melamar sebanyak mungkin," kata Wandell. "Tapi kini jelas bahwa situasinya beda."

Banyak pengangguran mengaku pasar kerja saat ini lebih sulit dibanding dulu. Di LinkedIn, unggahan profesional yang baru di-PHK tentang perjuangan panjang mencari kerja menjadi buktinya—bahkan ada yang lebih dari setahun tanpa hasil.

Di tengah tanda perlambatan ekonomi, perusahaan mengurangi perekrutan, membuat pelamar terjebak dalam persaingan ketat. Para kandidat kini berusaha menaklukkan penyaring AI agar resume mereka sampai ke perekrut manusia. Beberapa menunggu berbulan-bulan, hanya untuk diabaikan oleh HR.

Meski angka pengangguran resmi terrendah, jutaan orang menghadapi roller coaster emosional dan finansial. "Kesehatan pasar kerja diukur dari kemampuan orang mendapat pekerjaan," ujar Daniel Zhao, ekonom utama di Glassdoor.

Dari cerita ini, muncul banyak pertanyaan: Apakah semua orang merasakan pahitnya mencari kerja? Mengapa kandidat berkualitas sering diabaikan? Bagaimana cara memanfaatkan AI dalam pencarian kerja? Apa sebenarnya yang dicari HR?

Saya berbicara dengan beberapa ahli karier untuk merangkum saran paling praktis, plus daftar sumber daya gratis untuk meningkatkan keterampilan.

1. Fokus pada Kualitas, Bukan Kuantitas

Melamar ratusan pekerjaan dengan resume sama bukan strategi terbaik.

"Banyak pelamar asal klik tanpa memilih lowongan yang relevan," kata Chad Sowash dari Chad and Cheese Podcast.

Lebih baik habiskan waktu menyesuaikan resume untuk peran tertentu. Perusahaan kini lebih selektif, jadi pelamar juga harus lebih cermat.

MEMBACA  $1,000 dalam ETF Vanguard ini Dikenakan Biaya Tahunan Hanya $1, dan Telah Mengalahkan S&P 500 dan Nasdaq Composite pada 2024

"Tidak semua posisi cocok. Jangan memaksakan diri," tambah Sowash.

Sam DeMase dari ZipRecruiter menyarankan: "Tentukan preferensi lingkungan kerja dan tanggung jawab. Jangan coba-coba seperti melempar spaghetti ke dinding."

"Resume generik tidak akan menonjol. Soroti keahlian unikmu," kata DeMase.

2. Optimalkan Resume untuk Software Otomatis

Resume online biasanya diproses oleh Applicant Tracking System (ATS) sebelum sampai ke HR.

"ATS memindai kecocokan kata kunci (70-80%). Jika tidak memenuhi, lamaranmu gagal," jelas seorang kolega CNET.

Tips:

  • Baca deskripsi pekerjaan, catat kata kunci penting.
  • Gunakan bahasa yang sama, tapi jangan berlebihan.
  • Format sederhana—hindari grafik atau tabel yang bisa mengacaukan sistem.

    Tools seperti Jobscan dan Skillsyncer bisa membantu optimasi resume.

    3. Waktu Itu Penting

    Pasang notifikasi lowongan dan lamar segera. "Lowongan populer bisa dapat 100 pelamar dalam 48 jam," kata DeMase.

    Lowongan yang masih tayang setelah berminggu-minggu mungkin sudah tidak aktif.

    4. Manfaatkan AI, tapi Jangan Terlalu Bergantung

    Lebih dari 50% pelamar di 2024 menggunakan ChatGPT untuk menulis resume dan surat lamaran. Namun, hasilnya sering terlalu generik.

    "Resume berbasis AI terlihat mirip semua," kata Zhao.

    Solusi: Beri instruksi detail ke AI, seperti minta saran untuk membuat surat lamaran lebih personal.

    5. Jaringan Itu Kunci

    Banyak pekerjaan tidak diiklankan, tapi diisi melalui rekomendasi.

    Mulailah dengan kenalan dekat: keluarga, mantan rekan kerja, atau alumni.

    "Jangan diam setelah di-PHK. Malu hanya akan menghambat," kata Lisa Countryman-Quiroz dari JVS Bay Area.

    Kirim pesan personal—bukan template—dan tawarkan nilai tambah dalam percakapan.

    6. Tingkatkan Keterampilan

    76% perusahaan lebih menghargai pengalaman nyata daripada gelar.

    Manfaatkan kursus gratis di LinkedIn Learning atau IBM SkillsBuild untuk dapat sertifikat resmi.

    7. Siapkan Mental untuk Ghosting

    40% pelamar mengaku lebih sering diabaikan.

    Jangan mengambil hati. Kirim follow-up sopan, tapi jangan terjebak mencari alasan.

    Wandell membuat The Job Ghosting Project untuk mengumpulkan cerita korban ghosting—dalam seminggu dapat 500+ tanggapan.

    8. Persiapan Wawancara yang Matang

  • Riset perusahaan: proyek terbaru, tantangan, kompetitor.
  • Gunakan metode STAR (Situation, Task, Action, Result) untuk jawaban terstruktur.
  • Latihan bicara keras-keras, minta umpan balik dari orang tepercaya.
  • Siapkan pertanyaan cerdas untuk pewawancara.

    9. Jaga Kesehatan Mental

    "Lamaran kerja itu melelahkan. Jangan sampai burnout," kata Zhao.

  • Tetapkan batas waktu mencari kerja.
  • Bergabung dengan grup dukungan sesama pencari kerja.

    Wandell memulai grup sendiri—dari 5 orang, kini mencapai 100 anggota.

    Sumber Daya Gratis

    Lowongan Umum & Khusus:

  • InHerSight: Fokus pada pekerja untuk wanita.
  • Jobs in Logistics: Lowongan logistik & supply chain.
  • The Mom Project: Perusahaan ramah ibu bekerja.
  • Remote Jobs: Khusus pekerja jarak jauh.

    Kursus Online:

  • Coursera, Udemy, edX: Beragam topik.
  • freeCodeCamp: Pemrograman web.
  • Google Skillshop: Keterampilan digital.
MEMBACA  Enam Gadget Perjalanan Baru yang Diumumkan di IFA yang Harus Dimiliki oleh Siapapun yang Suka Berkelana