Laporan Baru Ungkap Pentagon Telah Dorong Warga AS Percaya UFO Selama Puluhan Tahun

UFO Kembali Menjadi Sorotan, Mungkinkah Pemerintah Sengaja Mengarahkannya?

Belakangan ini, UFO sering muncul di berita, dan bisa jadi pemerintah memang menghendaki hal itu. Minggu lalu, Wall Street Journal mempublikasikan bagian pertama dari seri dua artikel yang menyelidiki peran Departemen Pertahanan dalam menciptakan dan memelihara mitos UFO di Amerika.

Artikel tersebut mengungkap bahwa pemerintah, di berbagai kesempatan selama bertahun-tahun, sengaja menyebarkan disinformasi tentang UFO untuk membuat rakyat Amerika percaya pada makhluk hijau kecil. Temuan ini merupakan hasil investigasi internal Sean Kirkpatrick, pejabat di All-domain Anomaly Resolution Office (AARO), unit khusus Pentagon yang menangani penampakan UFO. Kirkpatrick mengaku menemukan bukti bahwa pemerintah "memalsukan teknologi alien" demi mengalihkan perhatian dari program senjata rahasia.

Wall Street Journal menyebut temuan ini sebagai "plot twist baru dalam obsesi budaya Amerika terhadap UFO." Namun, meski anekdot spesifik dalam cerita ini menarik, kesimpulan utamanya bukanlah hal baru atau mengejutkan. Sebaliknya, ini hanya mengulang kritik lama terhadap narasi UFO: bahwa mitos UFO sengaja diciptakan oleh petinggi pertahanan untuk menutupi rahasia keamanan nasional yang lebih duniawi.

Tahun lalu, kami juga menulis artikel dengan kesimpulan serupa, setelah mewawancarai kritikus UFO ternama, Mark Pilkington. Ia merilis dokumenter pada 2014 yang menyatakan pemerintah menggunakan ahli disinformasi untuk membohongi publik dan menyembunyikan aktivitas rahasianya.

Namun, investigasi Journal menawarkan detail baru tentang sejumlah insiden aneh yang pasti menarik bagi peneliti UFO. Salah satunya adalah penampakan UFO di bunker nuklir pada 1967, yang menunjukkan upaya disinformasi pemerintah tidak hanya menarget publik, tapi juga stafnya sendiri. Robert Salas, mantan kapten Angkatan Udara yang kini berusia 84 tahun, mengaku bertugas di bunker itu—yang bertugas meluncurkan serangan nuklir ke Uni Soviet jika perang terjadi. Suatu malam, penjaga melihat "objek oval merah-orange" melayang di depan gerbang. Tak lama setelahnya, misil di fasilitas itu mati secara misterius.

MEMBACA  Cara Meningkatkan Produktivitas dengan Memutakhirkan Bilah Pencarian Windows – Gratis!

Apa yang terjadi? Apakah alien yang melumpuhkan senjata nuklir? Journal mencatat penjelasan yang lebih masuk akal—walau tetap aneh:

Tim Kirkpatrick menemukan bahwa bunker nuklir Amerika dilindungi beton dan baja yang cukup tebal untuk bertahan dari serangan pertama Soviet. Namun, ilmuwan saat itu khawatir gelombang elektromagnetik ledakan nuklir bisa merusak perangkat peluncur balasan. Untuk menguji kerentanan ini, Angkatan Udara menciptakan generator elektromagnetik eksotis yang mensimulasikan pulsa energi tanpa perlu meledakkan senjata nuklir. Alat ini, ditempatkan 60 kaki di atas fasilitas, akan menyala sampai berpijar—kadang dengan cahaya oranye menyilaukan—lalu melepaskan energi mirip petir.

Anekdot menarik lain dalam laporan itu berkaitan dengan ritual aneh bagi anggota baru program rahasia pemerintah. Mereka diberi foto UFO, kata Kirkpatrick:

Selama puluhan tahun, komandan baru program rahasia Angkatan Udara diberi selembar kertas bergambar piring terbang sebagai bagian dari pengarahan. Mereka diberitahu bahwa program Yankee Blue bertujuan mempelajari teknologi pesawat antigravitasi itu, dan dilarang membicarakannya lagi. Banyak yang tak tahu itu palsu. Praktik ini ternyata sudah berlangsung lama dan masih berlanjut hingga baru dihentikan pada 2023.

Beberapa pejabat menyebut ritual ini sebagai "perpeloncoan yang keterlaluan." Tapi, seperti banyak hal terkait UFO, bisa jadi ini bagian dari disinformasi internal untuk menjaga kerahasiaan program.

Sayangnya, tak ada cara untuk memverifikasi kebenaran cerita Wall Street Journal. Ketika menyangkut UFO, mustahil mempercayai ucapan pejabat pemerintah—mantan atau aktif. Mungkin lebih baik menyerah saja mencari kebenarannya, yang tentu persis seperti keinginan pemerintah.