StudioGraphic / Getty Images
Selama saya mewawancarai beberapa pemikiran terbrilian di bidang teknologi, bisnis, dan kepemimpinan untuk podcast mingguan saya DisrupTV, satu hal menjadi sangat jelas: kita tidak hanya mengalami revolusi AI—kita berada di tengah beberapa revolusi teknologi yang berkonvergensi secara bersamaan. Efek kombinasi ini membuat perubahan ini bahkan lebih dahsyat dibanding internet, karena internet hanyalah satu revolusi.
Baca juga: 4 cara mengubah AI menjadi keunggulan bisnis Anda
Keputusan yang diambil para pemimpin hari ini di tengah badai teknologi yang belum pernah terjadi sebelumnya akan membentuk organisasi mereka selama beberapa dekade mendatang. Bersama R "Ray" Wang, CEO Constellation Research, saya berkesempatan berbincang dengan tiga tokoh luar biasa—Karen Silverman (CEO Cantalus Group), Denise Holt (pendiri AIX Global Media), dan Dr. David Bray (CEO LDA Ventures dan ketua Accelerator di Stimson Center)—yang memberikan wawasan penting bagi para eksekutif progresif.
Mereka membagikan strategi yang teruji dari para ahli yang membimbing perusahaan Fortune 50, startup, dan organisasi sektor publik melalui transformasi multidimensi ini. Jika Anda sedang menjelajahi persimpangan kompleks antara AI, bioteknologi, teknologi luar angkasa, dan inovasi lainnya, kebijaksanaan kolektif mereka memberikan peta untuk tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang di era baru ini.
—
Karen Silverman: Menavigasi Ketegangan Antara Kendala Lama & Inovasi Masa Depan
Bagi CEO dan anggota dewan yang bergelut dengan tata kelola AI, Karen Silverman menghadirkan kombinasi langka antara keahlian hukum dan kecerdasan bisnis praktis yang membuat perspektifnya sangat berharga. Dengan lebih dari dua dekade menasihati perusahaan Fortune 50 melalui transisi teknologi kompleks, Karen memahami tekanan unik yang dihadapi para eksekutif saat ini.
Baca juga: Masa depan bisnis bukan tentang AI—dan laporan ini membuktikannya
Seperti yang ia tekankan, para pemimpin "beroperasi dengan banyak kendala warisan, tetapi mencoba merencanakan masa depan. Itu bukan sekadar simpul Gordian—itu teka-teki yang belum terpecahkan." Wawasannya membantu menjembatani kesenjangan antara tata kelola AI teoritis dan realitas implementasi di lingkungan dengan kewajiban regulasi dan pelaporan yang mapan.
1. Bangun kerangka tata kelola yang tangguh
Dalam konvergensi ketidakpastian—politik, ekonomi, dan teknologi—organisasi membutuhkan struktur yang cepat beradaptasi. Karen menekankan pentingnya kerangka kerja yang mengantisipasi perubahan, bukan hanya meresponsnya.
2. Utamakan pembelajaran berbasis prinsip dasar
Alih-alih mengikuti tren, Karen menganjurkan para pemimpin memahami prinsip dasar teknologi AI. Pengetahuan mendalam ini memungkinkan pengambilan keputusan lebih strategis.
3. Seimbangkan inovasi dengan manajemen bertanggung jawab
Berdasarkan pengalamannya dengan ABA Task Force on Law and AI, Karen menekankan bahwa organisasi sukses menggabungkan aplikasi mutakhir dengan strategi manajemen risiko yang bijak, mencakup implikasi etika, hukum, dan sosial.
—
Denise Holt: Merintis Gelombang AI Berikutnya di Luar Batasan Saat Ini
Bagi para CIO dan CTO yang ingin memahami arah sejati AI di luar siklus hype, Denise Holt menawarkan perspektif yang jarang dimiliki orang lain. Kariernya selama 30 tahun di persimpangan teknologi, media, dan inovasi menjadikannya salah satu suara terdepan dalam evolusi kecerdasan berikutnya.
Baca juga: AI akan menangani setengah keputusan bisnis pada 2027—Laporan Gartner
Yang membuat wawasan Denise sangat berharga adalah fokusnya pada AI yang "dapat dijelaskan, adaptif, terdesentralisasi, dan selaras dengan dunia fisik"—karakteristik yang mengatasi banyak keterbatasan sistem AI generatif saat ini.
1. Adopsi active inference AI alih-alih pendekatan tradisional
Denise merancang program sertifikasi eksekutif pertama dan satu-satunya di bidang active inference AI. Berbeda dengan model generatif, pendekatan berbasis neurosains ini menghasilkan kecerdasan yang lebih andal dan peka konteks.
2. Prioritaskan sistem AI yang dapat dijelaskan & adaptif
AI yang transparan dan terdesentralisasi menawarkan keandalan lebih tinggi tanpa masalah "hallucination" yang sering terjadi pada model transformer saat ini.
3. Manfaatkan edge computing dengan kecerdasan terdistribusi
Melalui AIX Global Media, Denise memelopori pendidikan tentang AI yang tidak memerlukan data lake terpusat atau cluster komputasi besar. Solusi ini membuat implementasi AI lebih praktis dan hemat biaya.
—
Dr. David Bray: Mentransformasi Pengambilan Keputusan di Masa Tak Pasti
Bagi para eksekutif yang menghadapi ketidakpastian teknologi dan geopolitik, Dr. Bray membawa perspektif unik dari pengalaman memimpin transformasi digital di sektor publik dan swasta.
Baca juga: [Bagaimana AI bisa membantu menghapus technical debt bisnis](https://www.zdnet.com/article/how-ai-can-help-you-finally-demolish-your-businesss-mounting-technical-debt/)
Ia menyatakan bahwa berbagai revolusi teknologi—dari AI hingga bioteknologi—"beroperasi dalam slipstream waktu di mana keputusan hari ini memiliki pengaruh besar." Pendekatannya terhadap kelincahan organisasi memberikan cetak biru bagi CEO dan dewan untuk tetap strategis namun fleksibel.
1. Fokus pada kekuatan inti & lepaskan beban warisan
Dr. Bray menekankan pentingnya memutuskan apa yang harus dipertahankan dan apa yang harus ditinggalkan. "Separuh pertarungan adalah menentukan apa yang akan kita matikan," ujarnya.
2. Hadapi perubahan dengan empati, bukan hanya kekaguman pada disrupsi
Dia mengkritik perusahaan yang secara gegabah memperingatkan AI menghilangkan pekerjaan tanpa solusi. Sebaliknya, ia mendorong pemimpin untuk memberdayakan tim sebagai pemecah masalah kreatif.
3. Maksimalkan pivotability & hindari decision anchoring
"Jangan terpaku pada keputusan jika dunia berubah," tegasnya. Organisasi harus siap beradaptasi, bahkan jika keputusan awal terlihat sempurna saat itu.
—
Pelajaran Utama: Keberanian Berbasis Prinsip di Tengah Ketidakpastian
Pesan paling kuat dari diskusi ini adalah bahwa kita mengalami konvergensi ketidakpastian geopolitik, ekonomi, dan teknologi. Organisasi yang bertahan akan dipimpin oleh eksekutif yang berani, tangguh, dan terus belajar di dunia yang terus berubah.
Baca juga: 4 cara pemimpin bisnis menggunakan AI untuk menciptakan nilai nyata
Ini bukan saatnya mengikuti kebijaksanaan konvensional. Pemimpin sukses adalah mereka yang memahami teknologi baru, mengambil keputusan berprinsip, dan membangun budaya adaptif.
Sebagai penutup, Dr. Bray menekankan pentingnya "suara independen yang berani menyampaikan kebenaran," karena tak ada yang memiliki semua jawaban. Dengan mengadopsi kecerdasan kolektif—manusia dan AI—kita dapat memastikan teknologi berdampak positif bagi dunia.
Artikel ini ditulis bersama oleh Dr. David Bray, CEO LeadDoAdapt (LDA) Ventures.
Ingin lebih banyak cerita tentang AI? Daftar newsletter Innovation kami.