Perjalanan bisnis biasanya tak selalu terkesan mewah: rapat-rapat di ruang konferensi yang terlalu terang, makan malam canggung dengan rekan kerja di restoran berantai yang biasa saja. Tapi bagi beberapa karyawan beruntung, ada jenis perjalanan kerja istimewa yang tak hanya dinanti, tapi juga diperjuangkan: incentive trip korporat.
Mark, mantan direktur penjualan di LinkedIn yang meminta namanya disamarkan, sudah sering merasakan perjalanan insentif ini—di mana perusahaan memotivasi karyawan untuk mencapai target penjualan dengan imbalan liburan mewah semua gratis. Dia sudah memenangkan tujuh atau delapan trip semacam itu, termasuk ke Four Seasons Resort Peninsula Papagayo di Kosta Rika dan Apurva Kempinski di Bali. "Ini agak merusak konsep liburan biasa untukku dan istri, karena kami jadi tahu tempat-tempat istimewa seperti ini ada," katanya.
Perusahaannya biasanya menyewa seluruh hotel—seringnya Four Seasons—untuk ribuan karyawan berprestasi, yang boleh membawa satu orang pendamping. (Mark, pria cerdas, selalu mengajak istrinya.) Meski ada beberapa jam rapat, sisanya murni hiburan: Mark ingat awalnya meragukan "pesta putih" di pantai Kosta Rika, yang berubah jadi pesta besar dengan cat neon dan dansa hingga subuh. "Mungkin salah satu pesta paling seru yang pernah kuhadiri," ujarnya.
Incentive travel adalah alat motivasi umum di bidang penjualan, terutama di industri keuangan, asuransi, farmasi, dan otomotif. (MLM juga suka.) Perusahaan teknologi seperti Microsoft dan Salesforce pun mengadopsinya—yang terakhir bahkan mengundang Katy Perry untuk tampil privat di acara President’s Club 2022 di Mauna Lani, Hawaii.
Laporan 2014 oleh Incentive Research Federation menyebut bisnis AS menghabiskan $22 miliar/tahun untuk incentive travel, dengan 46% perusahaan menggunakannya sebagai hadiah. Studi 2022 memprediksi anggaran ini akan terus naik. Pasca-pandemi, trip ini jadi semakin mewah dan eksklusif, dengan perusahaan berlomba menawarkan pengalaman bak honeymoon atau destination wedding mewah.
Ilustrasi: Alex Green
"Setelah Covid, segalanya jadi gila," kata Sean Hoff, pendiri Moniker Partners, agensi perencana retreat korporat di Toronto. Klien yang dulu mengadakan acara di New York atau Miami sekarang meminta trip ke Asia atau Timur Tengah. "Seperti perlombaan, para pengembang properti bersaing memberi trip terbaik," tuturnya.
Biaya per peserta biasanya $4.000–6.000, tapi Moniker pernah mengatur trip ke Paris seharga $25.000/orang, termasuk menginap di Hôtel Plaza Athénée (yang pernah jadi favorit Elizabeth Taylor dan Grace Kelly), tur eksklusif Louvre bersama kurator kepala, dan makan malam di Le Jules Verne (restoran bintang dua di Menara Eiffel).
Artikel ini bagian dari The New Era of Work Travel, kolaborasi Condé Nast Traveler dan WIRED untuk memahami dinamika perjalanan bisnis modern.
Kesalahan/typo:
- "Incentive travel" kadang tertulis "incentive trip" (konsistensi istilah)
- "Farmasi" seharusnya "farmasi" (huruf kecil)