Biasanya, kamera aksi adalah perangkat sederhana jenis “setel dan lupakan” yang dipakai siapapun yang ingin cara mudah merekam kegiatan mereka tanpa harus pusing dengan pengaturan kamera. Namun, alih-alih membuat Osmo Action 6 terbarunya lebih mudah untuk pemula, DJI justru memperkenalkan kontrol yang lebih maju seperti kemampuan untuk menyesuaikan aperture (dan yang penting, jumlah buram latar belakang, atau bokeh) pada lensa kamera aksi ini.
Intinya, aperture variabel pada Osmo Action 6 ini membuat kamera aksi biasa, yang non-360-derajat seperti GoPro, terasa agak ketinggalan zaman. Dan karena kebijakan AS, jangan harap kamera ini akan sampai di AS dalam waktu dekat.
Saya melihat DJI Osmo Action 6 di IFA 2025 musim panas lalu, meski saya tidak sempat membawanya keliling untuk mencobanya pada para pengunjung di Berlin. Penampilan dan rasanya sangat, sangat mirip dengan DJI Osmo Action 5 Pro tahun lalu, mulai dari touchscreen belakang dan depan hingga lensa bulat besarnya. Sebagian besar pembaruan ada di balik lensa, dimulai dengan sensor persegi baru berukuran 1/1.1 inci. Ini akan mampu menangkap gambar dengan format yang berbeda dari sensor CMOS 1/1.3 pada Action 5 Pro. Seperti kamera selfie baru iPhone 17, bentuk persegi itu akan memudahkan untuk memotong rekaman bagi rasio aspek tertentu.
Seperti Osmo Action 5 Pro, Osmo Action 6 memiliki titik lampiran magnetik untuk mount bergaya GoPro tradisional. © DJI
Hanya dari pernyataan itu saja, Anda mungkin sudah bisa menebak bahwa ini adalah kamera aksi yang berusaha menarik para pengguna yang benar-benar memahami fotografi. Itu berarti menghilangkan aperture tetap tradisional yang ada pada kebanyakan kamera kokoh lainnya. Osmo Action 6 dapat mengatur aperture dari f/2.0 yang lebih besar hingga f/4.0 yang lebih kecil. Pada pengaturan terlebarnya, ia memungkinkan lebih banyak cahaya mencapai sensor, yang dapat meningkatkan perekaman dalam kondisi cahaya rendah. Kamera ini juga dilengkapi kemampuan merekam dalam mode SuperNight pada 4K dan 60 fps.
Semakin Anda melebarkan aperture (angka f-stop lebih kecil seperti f/2.0), semakin dangkal depth of field jika Anda ingin mengisolasi subjek. DJI mengklaim mode “Auto” standar akan mengatur rentang aperture secara otomatis tergantung subjek. Ada juga mode “Starburst” untuk menangkap jejak cahaya dari bintang atau jalanan kota di malam hari.
Seperti GoPro Hero 13 Black dari 2024 (yang menggunakan aperture f/2.8), Osmo Action 6 juga kompatibel dengan beberapa aksesori lensa, seperti Macro Lens untuk bidikan close-up yang lebih baik. Para pengguna Instagram yang nekad memotret makanan di era Reels yang terus digulir mungkin lebih menyukai lensa itu daripada FOV Boost Lens, yang memperluas sudut pandang kamera dari 155 menjadi 182 derajat.
© DJI
Selain itu, Osmo Action 6 menawarkan 13.5 stop dynamic range dan dapat merekam hingga 4K dan 120 fps. Itu kurang dari 5.3K dan 60 fps yang ditawarkan GoPro Hero 13. Namun, kamera ini lebih baik dalam slow motion dengan klaim 240 fps saat Anda mengatur resolusi ke 1080p. Kamrea aksi ini juga hadir dengan penyimpanan internal 50GB yang menambah kapasitas kartu microSD apa pun yang Anda gunakan (asalkan tetap dalam batas 1TB). Ini adalah jenis kamera aksi yang akan membuat videografer berpengalaman sedikit lebih bahagia.
Sementara itu, Osmo Nano terbaru DJI sepertinya lebih ditujukan untuk pengguna kamera aksi tradisional karena lebih ringkas dan sederhana pengoperasiannya. Seperti Insta360’s Go Ultra, pod kamera DJI ini bersifat magnetik, artinya dapat dipasang pada mount yang lebih kompleks atau bahkan pada pintu kulkas Anda.
Sementara Osmo Action 6 akan tersedia di luar negeri, dalam pernyataan email, DJI memberitahu Gizmodo, “Osmo Action 6 tidak akan tersedia untuk dijual segera di pasar AS melalui saluran resmi DJI. Kami saat ini tidak memiliki perkiraan waktu kapan akan tersedia.”
Ini adalah pernyataan yang sama yang disampaikan untuk setiap produk perusahaan yang banyak diungkap dalam dua bulan terakhir. Itu termasuk dua drone baru—Mini 5 Pro dan Neo 2—ditambah robovac yang dijuluki DJI Romo. DJI masih menderita karena tuduhan pemerintah AS bahwa hubungannya dengan Tiongkok membuat perusahaan ini menjadi risiko keamanan nasional. AS telah memblokir banyak impor DJI ke AS melalui saluran first-party-nya. Kini perusahaan menghadapi sanksi lebih lanjut dari Federal Communications Commission jika agensi tersebut memutuskan untuk memblokir sertifikasi baru DJI.