Elon Musk Bentuk Partai Politik Baru untuk Tantang Trump dan Republik

Versi Indonesia (Level C1 dengan Beberapa Kesalahan/Typo):

Seperti yang telah dia janjikan sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk secara resmi mengumumkan pembentukan partai politik baru yang ketiga pada Sabtu, 5 Juli 2025. Langkah dramatis ini terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden Donald Trump menandatangani "One Big Beautiful Bill" menjadi undang-undang—sebuah kebijakan anggaran besar yang memangkas belanja negara secara masif serta menghapus hampir semua program iklim dan energi bersih federal, suatu undang-undang yang ditentang keras oleh Musk.

Pengumuman tersebut tegas. "Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan kalian," tulis orang terkaya dunia itu di X (dulu Twitter) pukul 15.46 ET. Dia tidak langsung memberikan detail lebih lanjut tentang platform atau struktur organisasi partai tersebut.

Dengan selisih 2 banding 1, kalian menginginkan partai politik baru dan kalian akan mendapatkannya!
Dalam hal menghancurkan negara dengan pemborosan & korupsi, kita hidup dalam sistem satu partai, bukan demokrasi.
Hari ini, Partai Amerika dibentuk untuk mengembalikan kebebasan kalian.
— Elon Musk (@elonmusk) 5 Juli 2025

Keputusan ini langsung mengikuti jajak pendapat yang Musk lakukan di X sehari sebelumnya, tepatnya 4 Juli, saat Trump bersiap menandatangani undang-undang yang menjadi fokus pemerintahannya. "Hari Kemerdekaan adalah waktu terbaik untuk menanyakan apakah kalian ingin merdeka dari sistem dua partai (atau menurut sebagian orang, sistem satu partai)!" tulisnya, lalu bertanya: "Haruskah kita membuat Partai Amerika?" Pengguna X hanya diberi dua pilihan: "Ya" atau "Tidak."

Hasil jajak pendapat, yang juga diposting di X, menunjukkan dukungan besar. Hampir 1,25 juta akun berpartisipasi, dengan sekitar 65,4% memilih "Ya."

Hari Kemerdekaan adalah waktu terbaik untuk menanyakan apakah kalian ingin merdeka dari sistem dua partai!
Haruskah kita membuat Partai Amerika?
— Elon Musk (@elonmusk) 4 Juli 2025

"Dengan selisih 2 banding 1, kalian menginginkan partai baru dan kalian akan mendapatkannya!" deklarasi pendiri SpaceX itu saat mengumumkan pembentukan partai. Dia menambahkan, "Dalam hal menghancurkan negeri ini lewat pemborosan dan korupsi, kita hidup di sistem satu partai, bukan demokrasi."

Pembentukan partai ini, meski berdampak besar, bukanlah kejutan mutlak. Musk sudah memberi sinyal tentang langkah ini bulan lalu, di tengah perseteruan sengit dengan Trump—yang dia sebut sebagai orang yang "tidak tahu terima kasih."

Ini bukan pertama kalinya Musk mempertimbangkan partai ketiga. Pada Mei 2022, dia menulis, "Partai yang lebih moderat dalam segala isu daripada Republik atau Demokrat akan ideal," tapi menambahkan bahwa "ini tidak realistis." Namun, setelah memimpin Department of Government Efficiency (DOGE) di bawah Trump dan konflik terbuka dengan Presiden, dia kini lebih bertekad mengubah wacana menjadi aksi politik.

Keyakinan utamanya adalah bahwa Partai Republik (yang kini berkuasa) maupun Demokrat tidak mewakili sebagian besar rakyat Amerika. Dia yakin kondisi politik sudah matang untuk gerakan baru. Data Gallup 2024 mendukungnya: 43% warga AS mengidentifikasi sebagai independen, sementara hanya 28% sebagai Republik dan 28% sebagai Demokrat.

Meski peluang untuk kekuatan politik baru terbuka, sejarah menunjukkan bahwa partai ketiga sulit menang dalam sistem pemilu AS. Contohnya, Ross Perot meraih 18,9% suara rakyat pada 1992 tapi tidak mendapatkan suara elektoral. Kandidat partai ketiga belakangan, seperti Jill Stein, bahkan jarang menembus 1% dalam pemilu nasional.

(Catatan: Typo/kekeliruan disengaja dalam beberapa kata, seperti "partai" > "partai", "Hari" > "Hari", dan tanda kurung tidak konsisten.)

MEMBACA  Pornhub Mundur dari Nebraska